seputar – Jakarta | Kento Momota sudah mengucapkan salam perpisahan setelah Thomas Cup 2024. Karena itu lawan-lawan Jepang justru harus siap menghadapi kemungkinan terburuk, Momota mengerahkan segala hal yang tersisa dalam dirinya.
Momota sudah banyak mengalami penurunan bila dibandingkan dengan era kejayaannya, terutama di 2018-2019. Namun kalimat perpisahan yang telah ia ucapkan bisa jadi motivasi besar untuk mencari akhir yang bahagia untuk dirinya.
Momota sudah resmi mengucapkan perpisahan. Ia tak akan lagi memperkuat tim nasional Jepang selepas Thomas Cup 2024. Hal itu yang justru membuat kehadiran Momota bakal jadi perhatian sekaligus ancaman untuk para lawan.
Media Korea Cerita Kegilaan Fans Indonesia Sambut Red Sparks
Pemain Red Sparks Makan Nasi Padang dan Nikmati Durian di Indonesia
Dari segi peringkat, Momota saat ini ada di urutan 52 dunia. Ia ada di nomor urut keempat dalam daftar pemain tunggal yang dibawa oleh Jepang. Momota ada di bawah Kodai Naraoka, Kenta Nishimoto, dan Koki Watanabe.
Urutan ranking tersebut membuat Momota otomatis bakal jadi tunggal ketiga bila dimainkan oleh Jepang. Status sebagai unggulan ketiga ini yang bakal jadi ancaman besar untuk negara-negara lain.
Bila merujuk data di atas kertas, Momota adalah pemain paling berpengalaman dibandingkan tunggal ketiga yang dimiliki oleh negara-negara lainnya.
Berkaca pada hal tersebut, Momota bisa jadi ‘Kartu As’ Jepang jika pertandingan harus ditentukan hingga tunggal ketiga alias partai kelima.
Menilik materi tim Jepang, Skuad Negeri Matahari Terbit tidak sementereng beberapa edisi sebelumnya. Namun saat Jepang jadi juara Thomas Cup 2014, ketika itu mereka juga datang dengan materi pemain yang tidak mentereng dan ada di level unggulan papan atas.
Di Thomas Cup kali ini, sejumlah pemain Jepang tetap bisa dijadikan andalan untuk meraih poin. Kodai Naraoka dan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi tentu bakal jadi tumpuan utama. Lalu Momota bisa hadir sebagai senjata andalan saat diperlukan.
Kento Momota pernah ada di puncak dunia. Ia berkuasa untuk waktu yang cukup lama. Sebagai sedikit gambaran kehebatan Momota, ia pernah punya keunggulan head to head 14-1 atas Viktor Axelsen yang saat ini jadi tunggal putra terhebat di dunia. Momota begitu luar biasa sampai akhirnya kecelakaan di tahun 2020 mengubah segalanya.
Momota mengalami penurunan drastis dan ia tak pernah bisa kembali ke posisi tempatnya semula berada. Namun seiring kata perpisahan yang telah diucapkan, Momota bisa jadi kembali menunjukkan kehebatan terakhirnya di lapangan. Hal tersebut bisa jadi salam perpisahan sekaligus pengingat kuat bahwa Momota pernah jadi pemain terhebat. (CNN)