seputar-Jakarta | Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Muhammadiyah menyentil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah untuk NU.
Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini menyatakan pernyataan soal Kemenag hadiah negara untuk NU merupakan pendapat pribadi Yaqut. Ia menyayangkan pernyataan tersebut diucapkan oleh seorang menteri.
“Pada dasarnya, semua elemen sejarah bangsa ini punya peran strategis dalam pendirian NKRI, melahirkan Pancasila, UUD 1945 dalam keanekaragaman suku, ras, agama, dan golongan. Bhinneka Tunggal Ika,” ucap Helmy.
Helmy mengatakan Kemenag bukan hanya milik umat Islam ataupun warga NU. Dia berpendapat semua kelompok berperan dalam pendirian bangsa Indonesia.
“Pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan,” kata Helmy dalam keterangan tertulis, Minggu (24/10/2021).
Helmy menegaskan NU tak berambisi menguasai Kemenag. NU berprinsip siapapun boleh memimpin asal membawa kemaslahatan dan kesejahteraan.
Dia memahami NU berperan besar dalam penghapusan tujuh kata Piagam Jakarta. Namun, hal itu tidak serta-merta membuat NU boleh bertindak sesukanya.
“Tidak berarti NU boleh semena-mena berkuasa atas Kementerian Agama ataupun merasa ada hak khusus,” ucap Helmy.
Helmy juga menegaskan NU tidak berniat memanfaatkan momen sejarah untuk melakukan kesewenang-wenangan.
“Meski demikian, NU tidak memiliki motivasi untuk menguasai ataupun memiliki semacam privelege dalam pengelolaan kekuasaan dan pemerintahan karena NU adalah jamiyyah diniyah ijtimaiyyah, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan,” tuturnya.
Sentilan serupa juga dilontarkan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti yang juga menyayangkan pernyataan Menag Yaqut soal Kemenag adalah hadiah negara untuk NU.
Mu’ti berharap Yaqut adil dalam posisinya sebagai Menteri Agama. Ia mengingatkan ada banyak unsur yang juga mendukung kinerja Kemenag selama ini.
“Seharusnya Menteri Agama bersikap adil kepada semua agama dan organisasi,” kata Mu’ti, Minggu (24/10).
Mu’ti enggan berkomentar lebih lanjut soal pernyataan Yaqut. Ia mengaku tak mengerti apa maksud dari ucapan Yaqut soal Kemenag hadiah negara untuk NU.
“Setahu saya sejarah Kementerian Agama berbeda dengan yang disampaikan oleh Menteri Agama,” ucap Mu’ti tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas menyatakan Kemenag bukan hadiah untuk umat Islam. Menurutnya, Kemenag adalah pemberian dari negara kepada Nahdlatul Ulama.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyebut Kemenag didirikan usai penghapusan tujuh kata Piagam Jakarta dalam perumusan Pancasila. Saat itu, ucapnya, juru damai adalah Wahab Chasbullah yang merupakan bagian dari NU.
“Kemenag itu hadiah untuk NU, bukan umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Saya rasa wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag karena hadiahnya untuk NU,” ujar Yaqut dalam webinar yang disiarkan kanal Youtube TVNU, Rabu (20/10). (cnnindonesia/gus)