seputar-Medan | Identitas sembilan orang yang meninggal dunia dalam kecelakaan maut melibatkan minibus Avanza dan Bus Intra di Jalinsum Tebing Tinggi – Pematang Siantar Km 89-90, kawasan Pabatu, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, Minggu (21/2/2021) malam diketahui.
Informasi yang diperoleh menyebutkan sembilan korban meninggal adalah Fahrul Hanafi (22), Nadila Angraini Nasution (17), Nur Anissa (22), Isma Al Jannah (22), Arzita Haulani (18), Fiqih Anugrah (18), Ahmad Ridho Zaki (16), Rafika Anggreyani (17), dan Juwita Asri Sormin (19).
Seluruhnya warga Dusun IX, Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Mereka merupakan anggota remaja masjid di dusun tempat tinggal mereka. Kediaman mereka pun relatif berdekatan, hanya berjarak puluhan meter saja.
Meninggalnya kesembilan korban membuat warga di dusun tersebut diselimuti duka yang sangat mendalam. Terlebih bagi para orangtua dan keluarga yang kehilangan putra-putri yang mereka kasihi.
Salah satunya adalah Rahmadi (55). Pria itu sangat terpukul lantaran dua anaknya sekaligus, yakni Fahrul Hanafi dan Arzita Haulani meninggal dalam kejadian tragis tersebut. Kedua jasad abang beradik itu terbujur berdampingan di ruang tengah rumah mereka di Gang Kerto.
Kepada wartawan di kediaman duka, Senin (22/2/2021) Rahmadi menjelaskan, kedua anaknya pada Sabtu (20/2/2021) pagi ikut bersama 7 temannya sesama anggota remaja masjid pergi ke Pematang Siantar menghadiri undangan pernikahan salah seorang anggota remaja masjid dengan menggunakan mobil rental.
“Orang itu menginap di sana, hari minggunya pulang. Pas jalan pulang, di Pabatu itu lah kecelakaan,” katanya dengan suara parau dan mata tampak basah.
Terakhir kali dirinya berkomunikasi dengan anaknya pada Minggu malam pukul 20.00 WIB ketika mereka sedang berada di Sidamanik, Simalungun.
Setelah itu, dia mendapat kabar dari teman korban lewat handphone kalau anaknya kecelakaan. Untuk memastikan kabar itu, dia kemudian menghubungi nomor HP anaknya dan diangkat oleh polisi.
“Mungkin jam 9 di Pabatu, orang itu nyenggol mobil Intra. Saya telepon nomor anak saya, diangkat polisi. Katanya, udah bapak ke sini aja karena ini 9 meninggal, di RS Bhayangkara,” katanya dikutip dari tribunmedan.
Salaman dan pelukan terakhir
Dikatakannya, sebelum berangkat kedua anaknya ceria dan sempat bersalaman serta berpelukan.
Ternyata salaman dan pelukan tersebut adalah yang terakhir kalinya bertemu dengan dua dari tiga anaknya itu.
“Ceria-ceria aja. tidak ada tanda-tanda apa. Jadi saya Minggu pergi ke kampung ke Batu Bara. Biasanya mereka semua ikut arisan,” katanya.
Direktur Lalulintas Polda Sumut Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda mengatakan kecelakaan maut yang merenggut nyawa sembilan orang tersebut terjadi Minggu 21 Februari 2021 sekira pukul 20.30 WIB di Jalinsu Tebing Tinggi – Pematang Siantar Km 89-90 tepatnya di Dusun V, Desa Gunung Hataran, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.
Valentino menjelaskan awalnya mobil Avanza BK 1697 QV datang dari arah Pematang Siantar menuju arah Tebing Tinggi. Namun sesampai di lokasi kejadian, Avanza yang dikemudikan Fahrul Hanafi melaju terlalu melebar ke kanan dan pada saat yang bersamaan datang Bus Intra BK 7091 TL dari arah Medan menuju arah Pematang Siantar.
“Kecelakaan terjadi setelah bagian depan sebelah kiri Bus Intra membentur bagian samping kiri dari Avanza. Kecelakaan tersebut terjadi di lajur sebelah kiri dari arah Tebing Tinggi menuju Pematang Siantar,” sebutnya.
Seluruh korban meninggal kemudian dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan.
“Mobil Avanza dan Bus Intra yang terlibat kecelakaan saat ini diamankan di Mako Unit Laka Lantas Polres Tebing Tinggi,” jelas Valentino. (gus)