seputar – Jakarta | Pemerintah Indonesia tengah berupaya terus mengisi kebutuhan vaksin Covid-19 untuk masyarakat. Dengan perhitungan penduduk sebanyak 180 juta jiwa, Indonesia butuh sekitar 400 juta vaksin Covid-19 untuk program vaksinasi nasional.
Berbagai pintu dicoba pemerintah untuk mendapatkan vaksin, mulai dari kerjasama multilateral seperti supply vaksin lewat COVA Facility, kerjasama B to B (business to business) dengan kerjasama pengadaan vaksin (impor) dan transfer teknologi, lalu juga pengembangan vaksin dalam negeri lewat pengembangan vaksin Merah Putih dan kerjasama riset bersama institusi di luar negeri.
Untuk pengembangan vaksin Merah Putih sendiri, Dr. Lucia Rizka Andalusia, Direktur Registrasi Obat BPOM sampai sekarang vaksin Merah Putih baru dalam tahapan akan masuk fase uji klinik.
“Vaksin Merah Putih, segera masuki tahap uji klinik. Saat ini masih di tahapan pre-klinik,” ujar Dr Lucia Rizka, dalam siaran webinar Menyorot Legalitas Uji Klinis Vaksin Covid-19- IKAFH UNDIP, Jumat (23/7/2021).
Lucia menambahkan, dalam prosesnya pengembangannya, vaksin Merah Putih menggunakan metode uji coba pada hewan.
“Menggunakan dua hewan coba, yakni Makaka itu sejenis primata yang sifatnya mendekati dengan profil manusia. Perlu dilakukan pengujian pada hewan tersebut secaa komprehensif,” lanjutnya.
Sejauh ini, dalam paparannya Dr. Lucia Rizka mengungkapkan ada sekitar dua kandidat vaksin dalam negeri yang sedang didorong untuk percepatan produksi. Pertama ada dari Eijkman (subunit protein rekombinan) dengan progres di tahapan optimasi seed vaccine dan yang kedua dari UNAIR (inactivated virus) yang sudah berada di tahapan uji pra klinik dan pilot scale.(okezone)