seputar-Medan | Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus Nipah dengan memperketat dua pintu masuk kedatangan internasional yakni Pelabuhan Teluk Nibung, Tanjung Balai dan Bandara Kualanamu, Deli Serdang.
“Kita mendapat surat edaran dari Kemenkes RI terkait antisipasi virus Nipah. Kita sudah berkoordinasi dengan Pelabuhan Tanjungbalai dan Bandara Kualanamu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Alwi Mujahid dikutip Sabtu (30/9/2023).
Menurut Alwi virus Nipah memang belum ditemukan di Sumatera Utara. Namun pihaknya tetap melakukan antisipasi masuknya virus tersebut dengan cara meningkatkan kewaspadaan terhadap pelancong yang masuk ke Sumut.
“Jadi pengawasannya di pintu masuk Pelabuhan Tanjungbalai dan KNIA (Bandara Kualanamu) ini. Karena virus inikan ditemukan di luar Indonesia. Jadi pendatang diperiksa suhu tubuhnya. Kalau memang mengalami demam, akan diperiksa terlebih dahulu. Jika memang aman, baru boleh masuk. Kalau tidak, akan dikarantina,” ujarnya.
Alwi mengingatkan masyarakat tetap jaga kebersihan dan menggunakan masker kemanapun pergi. Apalagi virus Nipah bisa menular ke manusia melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan terinfeksi atau melalui makanan terkontaminasi oleh virus.
“Imbauannya tetap menjaga kesehatan dengan baik, hidup sehat dan bersih. Jangan mengonsumsi makanan mentah. Kalau ada di tempat keramaian tetap pakai masker. Karena banyak orang udah sakit gak mau pakai masker, jadi kita yang harus pakai masker,” tegasnya.
Diketahui, Virus Nipah merupakan penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus Nipah yang tergolong genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae. Gejala klinis bervariasi mulai dari tanpa gejala, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ringan hingga berat serta ensefalitis yang fatal.
Pada kasus yang berat ensefalitis dan kejang akan muncul dan berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian. Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999 yang berdampak hingga Singapura.
Kasus pada manusia juga dilaporkan di negara India, Bangladesh, dan Filipina. Pada 12 September 2023, Pemerintah Kerala, India melaporkan kembali adanya wabah penyakit virus Nipah di wilayah Kerala yang sebelumnya dilaporkan pada tahun 2021.
Per 18 September 2023, telah dilaporkan 6 kasus konfirmasi dengan dua kematian (CFR 33,33%) yang dilaporkan dari Distrik Kozhikode. Dari 6 kasus konfirmasi tersebut, satu kasus merupakan tenaga kesehatan dan satu kasus lain merupakan anak-anak.
Per 19 September 2023, sebanyak 1.286 kontak erat telah diidentifikasi dan dalam pemantauan. Berdasarkan penilaian pemerintah India, situasi penyakit virus Nipah di India bukan merupakan wabah besar dan hanya terjadi lokal terbatas pada dua distrik di Kerala yaitu Kozhikode & Malappuram. (cnnindonesia/ss)