seputar – Jakarta | India sempat terlebih dahulu mengalami ‘tsunami’ kasus Covid-19 sebelum Indonesia saat ini, dengan angka penularan yang jauh lebih tinggi hingga mencapai ratusan ribu. Kasus infeksi baru di India sempat turun, tetapi jumlah kasus infeksi masih tergolong tinggi dan menimbulkan kekhawatiran akan terjadi gelombang ketiga.
Gelombang kedua yang dialami India disebabkan oleh varian Delta, yang ditemukan pada Oktober 2020 lalu. Sejak saat itu varian ini menular ke sejumlah negara di dunia.
India melaporkan 41.454 kasus baru virus pada hari Jumat, turun dari 44.681 pada hari sebelumnya, memecahkan tiga hari berturut-turut peningkatan infeksi di negara itu. Namun, jumlah hari Jumat lebih tinggi dari jumlah kasus yang dilaporkan Jumat lalu, menunjukkan tren peningkatan infeksi.
Ini menunjukkan pandemi belum usai di negara ini, tapi pelonggaran sudah mulai terjadi di negara ini, kembali menyebabkan kerumunan di tempat wisata dan pusat perbelanjaan. Padahal, otoritas di India sudah mewanti-wanti untuk 100 hari ke depan menjadi masa yang krusial bagi negeri itu dalam penanganan virus corona di sana.
Melansir dari The Straits Times pekan lalu, ahli kesehatan dan epidemiologi percaya akan ada gelombang ketiga pandemi di India, melihat longgarnya aturan di India.
Seperti tidak menggunakan masker dan aturan jaga jarak. Terutama jika virus kembali bermutasi ke varian yang lebih mengerikan.
“Gelombang ketiga diperkirakan terjadi antara Agustus dan Oktober, dengan berbagai varian virus di India, kehadiran varian yang sangat menular ini disebabkan pergerakan masyarakat yang bebas dan kerumunan orang di sejumlah tempat,” kata Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, Professor K. Srinath Reddy.
Lebih lanjut dia mengatakan, banyaknya orang yang tidak divaksin juga bisa menjadi penyebab gelombang ketiga. “Jika kita amati untuk mencegah kita harus membatasi pergerakan di awal bukan di akhir,” lanjutnya.
Dia menyebut jika masyarakat lalai maka India akan mengalami kembali lonjakan yang parah. Hal ini karena tidak semua orang sudah di inokulasi oleh vaksin, dan masih banyak jumlah orang yang rentan tersisa dalam populasi walaupun tidak sebanyak pada gelombang kedua.
India yang tengah menjadi sorotan karena lonjakan infeksi virus corona, per Jumat (30/7/2021)i telah melaporkan 31.571.295 kasus dan catat 411,810 kasus aktif.
India melaporkan 41.454 kasus baru virus pada hari Jumat, turun dari 44.681 pada hari sebelumnya, memecahkan tiga hari berturut-turut peningkatan infeksi di negara itu. Namun, jumlah hari Jumat lebih tinggi dari jumlah kasus yang dilaporkan Jumat lalu, menunjukkan tren peningkatan infeksi.
Dengan demikian, rata-rata kasus harian selama tujuh hari melampaui 40.000 pada hari Jumat setelah turun di bawah angka tersebut pada 13 Juli. Rata-rata telah turun ke level terendah 37.680 pada 25 Juli sebelum terus meningkat menjadi 40.246 pada hari Jumat.
Sedikit penurunan dalam jumlah kasus nasional pada hari Jumat karena Kerala melaporkan kurang dari 22.000 kasus harian untuk pertama kalinya dalam empat hari.
Namun, penghitungan negara bagian tetap tinggi di 20.772. Tingkat positif di negara bagian itu terus meningkat pada 13,6% pada hari Jumat.
Infeksi juga meningkat di Tamil Nadu. Negara bagian melaporkan 1.947 kasus baru pada hari Jumat, naik dari 1.859 pada hari sebelumnya. Pada hari Kamis, penghitungan kasus harian di negara bagian itu telah meningkat untuk pertama kalinya setelah 69 hari menurun.
Pekan lalu, beberapa wilayah di bagian timur laut India mencatat jumlah kasus baru tertinggi. (cnbc)