seputar-Jakarta | Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi menghadapi ancaman pemakzulan dari beberapa kubu politik internalnya sendiri. Ia dianggap gagal dalam mengendalikan penyebaran virus Covid-19 di negara itu.
Dalam sebuah momen, Modi terlihat tidak mengenakan masker pada rapat umum kampanye partainya BJP pada akhir pekan. Bahkan ia menunjukkan apresiasi ke kerumunan yang datang dalam acara tersebut.
“Saya belum pernah melihat kerumunan sebanyak itu” katanya di sebuah acara di Benggala Barat ditulis Bloomberg.
Padahal di hari yang sama, Kepala Menteri negara bagian Maharashtra Uddhav Thackeray, mencoba meneleponnya untuk meminta bantuan kurangnya oksigen dan obat corona Remdesivir. Namun sayangnya, staf menyebut Modi terlalu sibuk menangani kampanye.
Sontak kejadian ini mendapatkan kecaman kuat dari kelompok oposisinya. Bahkan partai rival politiknya membatalkan kunjungan ke negara bagian Benggala Barat karena gelombang pandemi yang sangat mengkhawatirkan di sana.
Tak hanya itu,Yashwant Sinha, mantan menteri keuangan di partai Modi juga mengatakan bahwa tindakan Modi tidak dapat diterima. “Kegembiraan Perdana Menteri di kerumunan besar hanya bisa dirasakan oleh orang yang sama sekali tidak sensitif,” ucapnya Senin (19/4/2021).
Momen ini bukanlah satu-satunya momen yang menjatuhkan kepercayaan rakyat terhadap PM asal Gujarat itu. Sebelumnya Modi yang mengklaim dirinya berhasil dalam memperkuat fasilitas kesehatan mendapatkan kecaman dari masyarakat yang menganggap hal itu sebuah kebohongan.
“Kami dibohongi-tidak ada rumah sakit, tidak ada tempat tidur, tidak ada oksigen,” kata seorang keluarga korban yang tewas akibat terinfeksi Covid-19.
“Di ruang gawat darurat ada tiga hingga empat orang yang terbaring di tempat tidur. Orang-orang di lantai. Seorang dokter putus asa berlari di antara pasien. ”
Selain itu, Modi juga dianggap gagal dalam mengatasi mobilitas publik pada acara tradisi Kumbh Mela di Sungai Gangga. Di saat pandemi yang masih meluas di negara itu, tradisi ini masih tetap saja terjadi dengan mengumpulkan kerumunan sebanyak 3 juta orang.
Modi sendiri disebut telah meminta acara itu dihentikan. Namun kerumunan yang membludak tanpa mengindahkan protokol kesehatan telah terjadi.
Dari data Worldometers, kasus corona meningkat dengan cepat di India. Per kemarin tercatat total kasus sebanyak 15.057.767.
Angka ini menempatkan Negeri Bollywood di posisi kedua. Saat ini AS masih di posisi pertama dengan total kasus corona 32.4040.454 dan Brasil di posisi ketiga dengan total 13.943.071. (cnbcindonesia)