seputar-Karo | Objek wisata Puncak Siosar sempat viral lantaran kondisinya yang memprihatinkan. Hal ini membuat Dinas Pariwisata Karo turun tangan untuk bertemu dengan kepala desa setempat.
“Menanggapi viralnya Siosar sepi di medsos, kita melakukan pertemuan di Kafe Surya Siosar dengan masyarakat Siosar yang diwakili tiga kepala desa yaitu Desa Bekerah, Desa Sukameriah, dan Desa Simacem,” ungkap Kadisbudporapar Karo Munarta Ginting dikutip melalui akun instagram Dinas Pariwisata Karo, Sabtu (4/5/2024).
Munar menyebutkan bahwa dalam pertemuan tersebut, ia memberikan saran agar objek wisata Siosar dapat ramai dikunjungi seperti dulu. Beberapa saran di antaranya dengan menguatkan potensi wisata di sekitar lokasi.
“Kita minta masyarakat fokus terhadap atraksi yang bisa disajikan kepada wisatawan yang berkunjung seperti Jalur Pendakian Gunung Sibuaten, potensi air terjun di Siosar, kemudian membuat area camping ground yang dikelola BUMDes,” ujar Munar.
“Kemudian kita minta potensi melakukan pembaharuan di area Taman Pelangi Siosar,” lanjutnya.
Terkait hal ini, Munar menyebut bahwa pihak desa merespons positif, namun masyarakat meminta agak pihak pemerintah ikut turut mendampingi.
“Kepala Desa berharap agar Pemerintah ikut mendampingi secara aktif dalam memberikan pengarahan terhadap masyarakat kawasan Siosar. Selain itu akan dilakukan pembinaan kepariwisataan kepada masyarakat Siosar guna memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan yang datang berkunjung,” ucapnya.
Sebelumnya, video wisata Puncak Wisata Siosar viral di sosial media lantaran kondisi fasilitas wisata yang tampak tak terurus. Tampak dalam video tersebut, seluncuran berwarna warni itu ditumbuhi rumput yang muncul di sela-sela lubang seluncuran. Selain itu, ada banyak ilalang yang tumbuh layaknya area semak belukar. (detiksumut)