seputar – Jakarta | Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Budi Santoso Tanuwibowo menyarankan agar pemerintah melakukan vaksinasi dan tracing di tiap rukun tetangga (RT), bukan di satu tempat terpusat.
Menurut Budi, melakukan dua hal itu dalam satu tempat mengakibatkan Covid-19 tidak kunjung selesai karena kerumunan terus terjadi.
“Tracing, vaksinasi saya usulkan jangan berdasarkan dikumpulkan di mana, tapi di-tracing satu per satu, dari RT-RW,” kata Budi secara langsung kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Kemanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam dialog bersama tokoh agama Konghucu, Hindu, dan Budha, Kamis (29/7).
Dengan demikian, RT-RW yang telah divaksin dan di-tracing bisa ditengarai. Seiring berjalannya waktu, kata Budi, RT-RW ini bisa meluas sehingga suatu komunitas menjadi lebih bersih.
Selain itu, kata Budi, pergerakan masyarakat juga tetap dibatasi. Orang yang belum melakukan tes tidak diperbolehkan masuk.
Menurut Budi, jika vaksinasi dan tracing tetap dilakukan di satu tempat, orang-orang justru bisa pulang ke rumah dengan membawa virus.
“Akhirnya kecampur-campur juga ketika mereka kembali ke rumah masing-masing. Dan itu enggak akan pernah selesai,” kata Budi.
Merespons hal ini, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pihaknya akan memperluas permintaan kedatangan petugas ke RT-RT.
Pihaknya mencatat usulan tersebut dan akan menyampaikannya ke Satgas Covid-19. Mahfud belum mengetahui apakah kinerja TNI-Polri masuk ke desa-desa sudah mewakili kepentingan RT secara merata dan tidak dikumpulkan di satu tempat.
Sebab, bisa saja terdapat orang-orang yang menghindari tracing atau berasal dari wilayah yang berbeda.
“Jadi tidak sporadis ya (tracing dan vaksinasi) agar bisa langsung di-treatment kemudian,” kata Mahfud menyimpulkan.(cnn Indonesia)