seputar – Beijing | Pada Rabu lalu, pemerintah Tiongkok menuduh Amerika Serikat (AS) mendukung kerusuhan di Xinjiang saat negara ini terus menerus membela diri atas tuduhan penindasan terhadap minoritas Muslim di negara itu.
Dalam serangan paling langsung ke AS ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian menyampaikan AS mendanai dan melatih minoritas Muslim di Xinjiang untuk menciptakan kerusuhan di wilayah itu.
Tuduhan ini dilontarkan di tengah meningkatnya upaya Beijing dalam membentuk narasi baru terkait Xinjiang, di mana para diplomat Tiongkok tidak hanya semakin agresif membela catatan HAM Beijing tapi juga menyerang negara Barat, seperti diwartakan merdeka, Jumat (16/4/2021).
Untuk mendukung tuduhannya, Zhao memutar sebuah video tahun 2015 di mana seorang mantan penerjemah kontrak untuk FBI, Sibel Edmonds, mengatakan pemerintah AS mendanai serangan teroris di Xinjiang untuk menyingkirkan Tiongkok dari pemasok energi di Asia Tengah.
Sibel Edmonds juga melontarkan klaim tak berdasar terkait teori konspirasi di Suriah dan Yaman.
Edmonds bekerja sebagai tenaga kontrak FBI selama enam bulan sampai dia dipecat pada Maret 2002. Dia kemudian menggugat pemecatannya dan mengidentifikasi diri sebagai seorang “whistle-blower”, menuduh intelijen menutup-nutupi biro tersebut.
Tiongkok berada dalam tekanan internasional terkait penahanannya terhadap lebih dari 1 juta Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang. Washington mengecap kebijakan Beijing sebagai genosida dan menerapkan sanksi terhadap sejumlah pejabat dan entitas Tiongkok.
Video Edmonds telah dibagikan oleh para diplomat Tiongkok dan media pemerintah di media sosial. People’s Daily mengunggahnya di Weibo pada Senin dan beberapa kedutaan besar Tiongkok mengunggahnya di Twitter.
Juga pada Rabu, Zhao mengutip sebuah video pidato tahun 2018 oleh pensiunan anggota angkatan darat AS, Lawrence Wilkerson, yang mengatakan jika CIA ingin mendestabilisasi Tiongkok, cara terbaik adalah melakukan operasi dengan memanfaatkan Uighur di Xinjiang.
“Dua video ini adalah bukti paling kuat bahwa pasukan anti-Tiongkok di AS mendorong kekacauan di Xinjiang dan memanfaatkan Xinjiang untuk membatasi Tiongkok,” jelasnya.
Zhao menambahkan, National Endowment for Democracy merupakan organisasi yang mendanai gerakan separatis di Xinjiang, termasuk kekisruhan di Hong Kong.(merdeka)