seputar – Tokyo | Petugas penyelamat di Jepang terus menyisir rumah-rumah yang hancur dan jalanan yang tertimbun lumpur sekitar dua hari setelah tanah longsor yang dipicu hujan deras melanda. Korban tewas dilaporkan bertambah menjadi tiga orang dan lebih dari 100 orang lainnya masih hilang.
Seperti dilansir Reuters, Senin (5/7/2021), ketiga korban tewas itu tercatat di kota tepi pantai Atami, yang dilanda tanah longsor hebat pada akhir pekan setelah hujan deras terus mengguyur. Longsor di kota ini diwarnai banjir lumpur dan bebatuan yang menerjang jalanan dan rumah-rumah warga.
“Kami ingin menyelamatkan sebanyak mungkin korban … yang terkubur puing-puing sesegera mungkin,” ucap Perdana Menteri (PM) Jepang, Yoshihide Suga, kepada wartawan setempat.
Suga menegaskan bahwa polisi, petugas pemadam kebakaran dan personel militer melakukan upaya terbaik untuk mencari dan menyelamatkan korban.
Juru bicara otoritas setempat, Hiroki Onuma, menuturkan kepada Reuters bahwa jumlah korban tewas bertambah menjadi tiga orang setelah satu korban lainnya dikonfirmasi tewas di kota Atami yang berjarak 90 kilometer sebelah barat daya Tokyo.
Kantor berita Kyodo News Agency menyebut korban tewas ketiga merupakan seorang wanita, namun identitasnya tidak dirilis ke publik.
Onuma dalam pernyataannya juga menyebut bahwa 113 orang lainnya masih dinyatakan hilang usai longsor melanda kota Atami pada Sabtu (3/7) pagi waktu setempat. “Kami berkomunikasi dengan berbagai kelompok dan terus melanjutkan upaya pencarian,” ujar Onuma.
Lebih lanjut, Onuma menyebutkan bahwa awalnya laporan menyebut 20 orang hilang usai longsor melanda. Namun jumlah korban hilang melonjak tajam mulai Senin (5/7) waktu setempat, setelah petugas juga mulai memeriksa dari daftar nama warga setempat bukan hanya mendasarkan dari panggilan telepon warga yang tidak bisa menghubungi anggota keluarga mereka.
Sekitar 130 bangunan di Atami dilaporkan terdampak tanah longsor ini. Atami diketahui merupakan kota wisata yang terkenal dengan sumber mata air panas di lereng-lereng curam yang mengarah ke teluk.
Laporan media lokal menyebut longsor yang membawa air, lumpur dan puing-puing ini mengalir di sepanjang sungai sejauh 2 kilometer hingga berakhir ke lautan.
“Ibu saya masih hilang. Saya tidak pernah membayangkan hal seperti ini bisa terjadi,” tutur salah satu warga kepada televisi nasional NHK.
Meskipun Onuma menyatakan bahwa hujan deras telah berhenti di Atami untuk saat ini, prakiraan cuaca menyebut hujan deras akan kembali mengguyur dan berpotensi memicu tanah longsor lainnya.
“Situasinya tidak bisa ditebak,” tandas Onuma.(detik)