seputar – Haiti | Gempa berkekuatan Magnitudo 7,2 yang mengguncang Haiti membuat sejumlah gedung roboh dan sedikitnya 29 orang meninggal dunia, Sabtu (14/8/2021). Gempa melanda 8 km (5 mil) dari kota Petit Trou de Nippes, sekitar 150 km barat ibu kota Port-au-Prince, pada kedalaman 10 km.
Jerry Chandler, Direktur Perlindungan Sipil Haiti mengatakan kepada AP bahwa jumlah korban tewas mencapai 29 dan tim akan dikirim ke daerah itu untuk misi pencarian dan penyelamatan.
Sementara itu menurut saksi mata Reuters, gempa terjadi sekitar pukul 08:30 waktu setempat. Di Port-au-Prince, gempa sangat terasa tetapi tampaknya tidak menyebabkan kerusakan besar.
Kota besar terdekat adalah Les Cayes, dengan populasi sekitar 126.000, di mana dua penduduk mengatakan sebuah hotel besar dan bangunan lainnya roboh.
“Saya menyampaikan simpati saya kepada orang tua para korban gempa bumi dahsyat ini yang telah menyebabkan hilangnya beberapa nyawa dan kerusakan material di berbagai provinsi,” kata Perdana Menteri Ariel Henry di Twitter, dalam konfirmasi resmi pertama mengenai korban jiwa.
Gempa sempat memicu peringatan dini tsunami oleh otoritas Amerika Serikat. Untunglah, peringatan tsunami dicabut tak lama setelahnya.
USGS mengingatkan, gempa berpotensi menyebabkan korban yang tinggi dan bencana yang meluas. Masyarakat di Kepulauan Karibia bergegas meninggalkan rumah usai gempa.
Gempa kali ini lebih besar dan lebih dangkal dari gempa berkekuatan 7 yang melanda Haiti 11 tahun lalu, menewaskan puluhan bahkan ratusan ribu orang. Gempa itu meratakan bangunan dan menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal.
Meskipun peringatan tsunami telah dicabut, media Haiti melaporkan beberapa orang di sepanjang pantai telah melarikan diri ke pegunungan.
Gempa itu terjadi saat Haiti sudah terperosok dalam krisis politik, kemanusiaan, dan keamanan yang saling terkait.
Pemerintah berada dalam kekacauan, sebulan setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise, sementara sebagian besar warga menghadapi kelaparan yang meningkat dan layanan kesehatan kewalahan oleh Covid-19.
Parahnya lagi, akses ke wilayah selatan, tempat gempa terjadi, telah dibatasi oleh kontrol geng di daerah-daerah utama.(okezone)