seputar-Jakarta | ‘Dewa Perang’ membuat Tiongkok heboh. Pemerintah pusat Beijing bahkan sampai memberi pengarahan.
Ini terjadi di kota Jingzhou, selatan Provinsi Hubei, Tiongkok. Sang dewa perang adalah patung tokoh legendaris setinggi 190 kaki, Guan Yu. Bagaimana kronologinya?
Patung perunggu tokoh zaman Dinasti Han tersebut dibuat tahun 2016 dengan biaya US$26 juta (Rp370 miliar). Namun kini, patung itu hendak direlokasi.
Terungkap bangunan itu didirikan secara ilegal. “Dalam aturannya, Jingzhou memang melarang adanya bangunan lebih tinggi dari 78 kaki,” tulis Insider dikutip Jumat (24/9/2021).
Entah mengapa, patung tokoh zaman Samkok (saat Tingkok terbagi tiga negara) yang disegani ini berhasil dilakukan. Kemungkinan “celah” dalam hukum membuat pendukung proyek bisa membuat patung Guan Yu.
Di sisi lain sejumlah warga juga menganggap patung itu merusak penampilan dan budaya sejarah Jingzhou. Ini setidaknya dikatakan Pemerintah pusat Tiongkok dan Kementerian Perumahan serta Pembangunan Pedesaan setempat.
Alhasil, ia kini dipindahkan dari lokasi asli di Taman Guan Gong. Eksekusi pemindahan memakan biaya US$46 juta atau sekitar Rp654 miliar.
Ini pun membuat pejabat antikorupsi lokal marah. Mereka menyebut ada pemborosan dan meminta pengawasan lebih ketat.
“Ini adalah pemborosan lebih dari 300 juta yuan (U$46 juta). Pertama, itu dibangun secara ilegal dan kemudian dipindahkan,” kata pejabat setempat.
Sebuah foto pun beredar di Weibo, platform mirip Twitter di Tiongkok. Terlihat, bagaimana kepala patung ‘terpenggal’ saat dipindahkan. Rencananya patung dibawa ke kawasan wisata, Dianjiangtai, lima mil dari kota itu.
Tiongkok sebelumnya memiliki banyak patung raksasa, dari Buddha hingga dewi. Ada juga patung pendiri Tiongkok Mao Zedong, replika sphinx Mesir berukuran penuh, dan Marilyn Monroe raksasa.
Ini menjadi semacam fenomena di beberapa kota di Tiongkok. September ini, Ulanqab alias “kota kentang” Tiongkok, mewacanakan membangun patung kentang raksasa dua kali ukuran bangunan biasa untuk merayakan warisannya. (cnbcindonesia)