seputar – Myanmar | Pemimpin sipil Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi mulai diadili atas dakwaan penghasutan di pengadilan junta, lebih dari empat bulan setelah pemerintahnya digulingkan dalam kudeta militer yang telah membuat negaranya kacau balau.
Aksi protes besar-besaran pro-demokrasi terhadap kudeta telah ditanggapi dengan tindakan brutal militer, yang menurut kelompok-kelompok pemantau telah menewaskan lebih dari 850 orang.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (16/6/2021), pengacara Suu Kyi mengatakan bahwa kliennya itu “tampak dalam keadaan sehat” pada sidang yang digelar di ibu kota Naypyidaw pada Selasa (15/6) waktu setempat, saat saksi yang dihadirkan oleh junta bersaksi melawannya atas dakwaan penghasutan era kolonial.
“Dia memiliki perlawanan yang baik… Dia mendengarkan dengan normal… Pada beberapa titik (selama kesaksian melawannya), dia tersenyum,” kata pengacara Suu Kyi, Min Min Soe kepada AFP.
Pengadilan juga mendengar kesaksian atas dakwaan terpisah yang dijeratkan pada Suu Kyi, yakni melanggar pembatasan virus Corona saat pemilihan umum tahun lalu, yang dimenangkan dengan telak oleh partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Jika terbukti bersalah atas dakwaan-dakwaan tersebut, peraih Nobel dan ikon demokrasi berumur 75 tahun itu bisa dipenjara selama lebih dari satu dekade.
Wartawan dilarang menghadiri persidangan, dengan hanya satu hakim dan dua panitera yang hadir bersama seorang saksi dan pengacara pembela dan penuntut. Ada banyak polisi di sekitar gedung pengadilan.
Suu Kyi telah dikenai serangkaian dakwaan, termasuk menerima pembayaran emas secara ilegal dan melanggar undang-undang kerahasiaan era kolonial.
Mantan presiden Win Myint dan Dr Myo Aung, seorang pemimpin senior NLD, juga diadili karena penghasutan dan muncul di samping Suu Kyi pada hari Selasa (16/6).
Pengacara Suu Kyi mengatakan bahwa proses persidangan akan dilanjutkan minggu depan.
Suu Kyi juga menghadapi dakwaan terpisah: melanggar undang-undang kerahasiaan era kolonial – sebuah kasus yang sedang menunggu disidang di pengadilan di pusat komersial Yangon.(detik)