seputar – Medan | Fenomena prostitusi artis sudah bukan lagi menjadi rahasia. Baru-baru ini, khalayak dihebohkan dengan terbongkarnya prostitusi artis yang melibatkan artis FTV berinisial HH (23) di sebuah hotel di Kota Medan.
Untuk jasa seperti prostitusi artis ini, seperti HH misalnya bertarif Rp 20 juta. Sebelumnya artis berinisial VA juga masuk ke bisnis ini dengan tarif Rp 80 juta.
Lalu apa yang mendasari pelanggan rela merogoh kocek dalam untuk kenikmatan sesaat? Sosiolog Kriminal UGM, Suprapto menjelaskan para pelanggan ini rela merogoh kocek mahal untuk kencan dengan artis karena alasan prestise.
“Jadi sangat lebih bermotif prestise dibanding kebutuhan akan seksual mereka,” kata Suprapto dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Kamis (16/7).
Suprapto yang telah meneliti fenomena prostitusi sejak tahun 2000 ini menjelaskan, banyak di antara pelanggan ini yang memamerkan diri bahwa sudah bisa berkencan dengan nama-nama artis.
Dalam lingkungan pertemanan mereka ada rasa saling bersaing satu sama lain.
“Karena yang juga sering saya dengar di kalangan mereka dengan teman-temannya mereka bangga. Misal ‘saya bisa kencan dengan artis itu’ seperti itu,” katanya.
Ternyata hal demikian tak hanya berlaku di sisi pelanggan. Para artis atau publik figur yang bertarif tinggi itu juga saling membanggakan pelanggan mereka. Terlebih apabila pelanggan mereka juga populer dan sering tampil di televisi.
“Meskipun juga bisa terjadi sebaliknya di kalangan artis itu juga seringkali mereka melihat pejabat atau pun orang-orang terkenal tayang di TV. Kemudian dengan temannya bilang saya dengan bapak itu sudah tahu luar dalamnya,” ujarnya.
“Nah jadi saling memanfaatkan itu sebagai pemenuhan prestise dibanding seks itu sendiri,” katanya.
Suprapto sendiri mengamini prostitusi online ini tercipta karena ada pergeseran komunikasi dan informasi melalui teknologi. Saat ini komunikasi tidak lagi terjadi hanya dengan tatap muka.
“Apakah itu media tertulis maupun media lisan melalui jaringan internet. Jadi ketika sistem ini memberikan pilihan kepada para pelaku maka mereka kemudian menggunakan media ini menjadi sarana memberitahukan atau menginformasikan kepada khalayak tentang apa yang mereka lakukan,” ujarnya.(kumparan)