seputar – Siantar | Sejak Pemko Pematangsiantar mengumumkan diperbolehkannya kembali seluruh satuan pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, jasa tukang pangkas rambut kebanjiran orderan di sejumlah tempat.
Bahkan menurut pengakuan para jasa tukang cukur rambut itu, sampai kewalahan melayani anak-anak yang hendak mulai masuk sekolah pada Senin (27/9/21).
Salah satunya, Heri (30). Pemilik pangkas rambut yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja ini mengatakan, hampir seminggu tempat pangkas rambut selalu terjadi antrean anak-anak yang hendak dirapikan rambutnya. Ada yang datang didampingi para orangtua, Namun ada pula yang datang sendirian.
“Biasanya 10 orang per hari, kini 25 hingga 30 orang, gara-gara PTM akan digelar. Mereka menginginkan tampang yang fresh demi menyongsong hari pertama sekolah,” ucapnya.
“Bahkan, saya terpaksa pulang sampai jam 12 malam akhir-akhir ini karena mereka (pelanggan, red) tetap mau menunggu untuk antre,” lanjut Heri.
Dia juga mengaku kewalahan meladeni banyaknya permintaan untuk mencukur rambut sehingga banyak pelanggannya terpaksa harus pergi. Meski demikian, ada pula beberapa pelanggan yang melakukan daftar tunggu untuk dipangkas keesokan harinya.
Ketika ditanya berapa tarif yang dia patok bagi pengunjung yang ingin dirapikan potongan rambutnya, Dayat mengutarakan tarifnya bervariasi. Untuk anak-anak sebesar Rp15.000, sedangkan pada dewasa Rp20.000 setiap orang.
“Alhamdulillah, berkah PTM digelar kembali. Mudah-mudahan semua kegiatan dapat berjalan normal kembali,” tukasnya.
Hal senada juga diucapkan tukang cukur rambut lainnya, Yayat. Menurutnya, sejak kegiatan belajar mengajar di sekolah digantikan dengan metode daring dan luring, penurunan omzet pada usahanya sangat terasa.
“Biasanya, yang wajib pangkas rambut itu kan anak sekolah. Kalau enggak rapi, mereka akan dimarahi sama gurunya. Sejak sekolah tidak dibuka, anak-anak biasanya tidak peduli dengan rambutnya yang sudah panjang,” terang Yayat.
Ditanya berapa banyak peningkatan omzet yang didapatkan dalam seminggu ini, ia mengaku dapat omset yang cukup lumayan.
“Cukup lumayan. Omzet yang didapatkan bisa menutupi pendapatan yang hilang dalam masa dua bulan sebelumnya,” tukasnya dengan tersenyum.
Yayat dan tukang pangkas lainnya sangat berharap pembelajaran tatap muka bisa terus berkelanjutan, sehingga ekonomi mulai berputar kembali seperti sebelum pandemi.(mistar)