seputar-Belawan | Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1 turut menorehkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kenaikan arus kapal, barang, dan peti kemas pada semester I tahun 2021.
Hal itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) Pelindo 1 Prasetyo melalui Senior Vice President (SVP) Sekretaris Perusahaan Pelindo 1 Basuki Soleh dan Vice President (VP) Public Relation Pelindo 1 Fiona Sari Utami dalam siaran persnya, Rabu (11/8/2021).
Menurut Fiona, pihaknya mencatat bongkar muat peti kemas sebanyak 717.030 TEUs , tumbuh 10,79 persen dibandingkan dengan capaian semester I tahun 2020 yang sebesar 647.172 TEUs.
Arus peti kemas internasional mencapai 291.016 TEUs, naik 3,18 persen dari capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 282.039 TEUs. Arus peti kemas domestik pada semester I 2021 sebanyak 426.014 TEUs, naik 16,67 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar 365.133 TEUs.
Arus peti kemas yang meningkat mendistribusi logistik itu milik Pelindo 1 yaitu Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan , Pelabuhan Kuala Tanjung.
Selain peti kemas turut meningkat arus kapal dan barang
Kunjungan kapal sepanjang semester I 2021 sebanyak 29.392 call, tumbuh 7,25 persen dari capaian pada periode yang sama tahun 2020 sebanyak 27.404 call.
Hal tersebut setara Pelindo 1 melayani kunjungan kapal dengan total volume angkutan sebesar 105.593.658 Gross Tonnage (GT), naik 36,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 77.406.756 GT.
Kemudian arus barang selama semester I 2021 sebesar 10.572.958 ton, meningkat 13,38 persen dari arus barang pada capaian semester I 2020 yang sebesar 9.325.105 ton. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah barang ekspor-impor dan bongkar muat barang antar pulau di sejumlah pelabuhan Pelindo 1, kata Fiona menirukan Prasetyo.
Kenaikan arus barang disebabkan oleh naiknya jumlah barang ekspor untuk sejumlah komoditas seperti:cangkang di Pekanbaru, crude palm oil (CPO) di Lhokseumawe, karet di Belawan, serta palm kernel expeller (PKE) di Dumai dan Belawan.
Jumlah barang impor di Cabang Belawan juga mengalami peningkatan, seperti komoditas metal coil, gula pasir, equipment material, dan pupuk. Bongkar muat antar pulau juga mengalami peningkatan seperti peningkatan komoditas aspal curah di Lhokseumawe; batubara, kayu, dan CPO turunannya di Belawan, serta batu granit di Tembilahan.
Prasetyo menjelaskan bahwa sebagian besar pelabuhan-pelabuhan Pelindo 1 menghadap langsung ke Selat Malaka, sehingga menjadi keunggulan tersendiri bagi Pelindo 1. Selat Malaka merupakan jalur yang menghubungkan Eropa dan Asia yang setiap tahunnya dilewati sekitar 120.000 kapal, dan selat ini dikenal sebagai jalur lalu lintas pelayaran tersibuk di dunia.
“Ada tiga pelabuhan yang dikelola Pelindo 1 yang berpotensi besar untuk menyerap pasar pelayaran di Selat Malaka, yaitu Kuala Tanjung, Belawan, dan Dumai. Ketiga pelabuhan ini sudah memenuhi standar internasional terkait lokasi, kedalaman kolam pelabuhan, serta fasilitas infrastruktur pokok lainnya. Kuala Tanjung sendiri dalam pengembangannya ke depan akan menjadi salah satu future port dari Pelindo,” terang Prasetyo. (DP)