seputar – Belawan | Direktur PT Barokah Rudi Hartono menyesalkan tidak adanya kebijakan Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Belawan untuk menyandarkan kapal Tongkang bermuatan barang ekspor di Dermaga Pelabuhan Belawan.
Hal itu disampaikan Rudi Hartono saat melakukan aksi unjuk rasa tunggal ke kantor OP Belawan, Rabu (22/9/2021).
Menurut Rudi, dokumen izin sandar dan izin masuk barang dari Bea Cukai (BC) Belawan sudah lengkap juga izin dari Kesyahbandaran Pelabuhan Belawan bahkan izin sandar dari OP Belawan sudah diterbitkan sesuai prosedur.
Tapi kenyataannya setelah dilakukan negosiasi supaya kapal dapat sandar di Pelabuhan Belawan sudah tidak mendapat persetujuan dari OP Belawan.
“Berkali-kali Kepala OP Belawan Capt Marihot Simanjuntak MM ingin ditemui di kantornya didapat informasi tidak ada di tempat,” kata Rudi.
Dengan tidak dapatnya kapal tongkang bermuatan barang ekspor ke Malaysia itu, tamba Rudi, sandar di Pelabuhan Belawan, pihak PT Barokah mengalami kerugian mencapai Rp 2 miliar.
Pimpinan PT Barokah itu minta solusi agar kapal tongkang itu dapat sandar di Pelabuhan Belawan tidak terombang-ambing di tengah laut karena risiko tinggi dan kerugian semakin banyak.
Mengenai koordinasi dan izin sandar dan izin barang telah selesai dokumennya sebelum kapal tongkang itu tiba di Pelabuhan Belawan, pihak PT Barokah tidak mengetahui maksud dan tujuan Kepala OP Belawan tidak memberikan sandaran kapal itu.
Atas hal itu, Rudi berharap Kementerian Perhubungan dapat mengevaluasi Kepala Kantor OP Belawan bila dinilai melakukan kesalahan supaya dicopot. “Karena jelas menghambat kapal sandar di Pelabuhan Belawan dan menghambat ekspor barang dan jelas merugikan negara dan semua pihak,” imbuh Rudi.
Ketika dikonfirmasi kepada Kepala kantor OP Belawan Marihot Simanjuntak tidak mendapat jawaban. “Bapak tidak ada di tempat,” sebut Satuan Pengamanan (Satpam) di sana. (DP)