seputar – Medan I Di tengah pandemi COVID-19, kinerja perbankan di Sumatera Utara (Sumut) yang terdiri dari Bank Umum dan BPR/BPRS posisi Juni 2020 masih dalam kondisi yang stabil dengan tingkat risiko yang terkendali.
Aset perbankan tumbuh 6,12% secara year on year (yoy) menjadi Rp267,69 Triliun. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 7,66% yoy menjadi Rp250,52 Triliun meliputi deposito Rp109,21 Triliun yang tumbuh 5,93% yoy, tabungan Rp103,97 Triliun dengan pertumbuhan 12,20% yoy, dan giro Rp35,81 Triliun tumbuh 0,90% yoy.
Hal itu disampaikan Kepala OJK Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Yusup Ansori kepada seputarsumut.com di Medan, Rabu (19/08/2020) sore.
Yusup Ansori merinci, penyaluran kredit perbankan masih dapat tumbuh 1,09% yoy menjadi Rp220,01 Triliun yang masih didominasi oleh kredit produktif Rp163,12 Triliun, disusul kredit konsumtif Rp56,89 Triliun.
Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Sumatera Utara masih terjaga di level 87,70%. Demikian pula rasio Non Performing Loan (NPL) tetap terkendali sebesar 3,77%. Rasio NPL ini turun 0,06% dibanding posisi April 2020 yang tercatat 3,83% (awal dampak pandemi).
Artinya, sebesar Rp235,38 Miliar kredit bermasalah telah menurun sebagai respons dari adanya kebijakan stimulus restrukturisasi.
Yusup Ansori menambahkan, untuk perusahaan pembiayaan per Mei 2020 telah menyalurkan pembiayaan Rp16,75 Triliun dengan rasio NPF yang cukup terkendali 3,66%.
Sementara perusahaan modal ventura telah menyalurkan pembiayaan Rp54,88 miliar yang tumbuh 57,78% yoy.
Kemudian pada industri pasar modal di Sumut, terdapat peningkatan nilai transaksi saham yang signifikan sejak bulan April sampai dengan Juni 2020 dengan rata-rata transaksi per bulan sebesar Rp 9,65 Triliun, meningkat lebih dari 2 kali lipat dibanding rata-rata transaksi periode Januari sampai dengan Maret 2020 yang sebesar Rp 4,00 Triliun.
“Hal ini menunjukkan semakin tingginya minat masyarakat pada instrumen investasi di pasar modal Indonesia, didukung dengan tingginya pertumbuhan rekening investor atau Single Investor Identification (SID) per Juni 2020 sebesar 51,44% yoy atau sebanyak 128.666 rekening,”kata Yusup.
Yusup Ansori melanjutkan, untuk jumlah rekening terbanyak pada instrumen reksadana 94.381 rekening (tumbuh 71,06% yoy), diikuti oleh rekening saham 58.880 rekening (tumbuh 35,37% yoy), dan Surat Berharga Negara (SBN) 18.651 (tumbuh 46,89% yoy).
459.640 Debitur Dapat Relaksasi
Dalam kesempatan itu, Yusup Ansori juga menjabarkan, sesuai pemantauan, kebijakan stimulus perekonomian berupa relaksasi
restrukturisasi kredit telah dilaksanakan oleh industri jasa keuangan, baik bank
umum, BPR, maupun perusahaan pembiayaan di Sumut.
Per 10 Agustus 2020, industri jasa keuangan di Sumut telah menerima pengajuan restrukturisasi kredit sebanyak 485.139 debitur dengan outstanding kredit Rp30,18 trilliun.
Dari pengajuan tersebut, 459.640 debitur (94,74%) telahmendapatkan persetujuan oleh bank dan perusahaan pembiayaan dengan outstanding kredit Rp23,53 trilliun.
Sisanya kata Yusup, masih dalam proses asesmen bank atau perusahaan pembiayaan. Realisasi restrukturisasi kredit tersebut berasal dari restrukturisasi bank umum sebanyak 304.068 debitur dengan outstanding kredit Rp18,22 trilliun, restrukturisasi BPR sebanyak 4.404 debitur dengan outstanding kredit Rp216 milliar, dan restrukturisasi perusahaan pembiayaan sebanyak 151.168 debitur dengan nilai pembiayaan Rp5,09 trilliun.
“Sebagian besar realisasi restrukturisasi kredit dilakukan untuk 283.710 debitur UMKM dengan nilai outstanding kredit Rp13,60 trilliun, sedangkan untuk non UMKM sebanyak 175.930 debitur dengan nilai outstanding kredit Rp9,94 trilliun,”jabar Yusup Ansori.
Perluasan Akses Keuangan Terus Ditingkatkan
Dalam rangka percepatan akses keuangan di Sumatera Utara, OJK Regional 5 Sumbagut bersama Pemerintah Provinsi Sumut telah berhasil merealisasikan pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di seluruh 33 kabupaten/kota di Sumut.
Program kerja TPAKD tahun 2020 diarahkan pada program Business Matching Akses Keuangan UMKM, dan Gerakan Indonesia Menabung (GIM) Mewujudkan Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) sebagai program generik TPAKD di Sumatera Utara.
Program Business Matching Akses Keuangan UMKM dalam pelaksanaannya memprioritaskan kegiatan fasilitasi akses KUR melalui pendataan UMKM potensial dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), temu fasilitasi dan sosialisasi skim KUR, serta pilot project KUR Klaster Pertanian komoditas Kopi di Kabupaten Dairi dan komoditas Jagung di Kabupaten Tapanuli Utara.
Seiring upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi COVID-19, pelaksanaan program perluasan akses keuangan terutama kredit UMKM tersebut terus diakselerasi pencapaiannya, berdasarkan data SIKP per 17 Agustus 2020, KUR di Sumut telah terealisiasi sebesar Rp3,64 Triliun kepada 98.705 debitur UMKM.
Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) atau sebelumnya dikenal dengan nama One Student One Account (OSOA), saat ini telah diimplementasikan di seluruh daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Sumatera Utara melalui penerbitan Surat Edaran (SE) Gubernur/Walikota/Bupati tentang program KEJAR.
Melalui pelaksanaan program ini, telah terdata 86,18% pelajar di Sumut memiliki rekening tabungan di bank.
Selain itu, dalam pelaksanaan fungsi perlindungan konsumen, OJK Regional 5 Sumbagut per 31 Juli 2020 telah menerima dan menyelesaikan 98
pengaduan konsumen yang terdiri dari 47 pengaduan terkait perbankan, 26 terkait
perusahaan pembiayaan, 21 terkait asuransi, 2 terkait lembaga keuangan khusus, 1 terkait fintech dan 1 terkait lembaga keuangan lainnya.
Inovasi OJK Ringkas Kantor
Terwujudnya Industri Jasa Keuangan yang stabil didukung oleh fungsi pengawasan dan perlindungan konsumen yang adaptif dan inovatif. Kantor OJK Regional 5 Sumbagut yang dipimpin oleh Yusup Ansori mendorong adaptasi budaya kerja inovasi terhadap setiap unit kerja melalui program OJK RINGKAS – One Division One Innovation (ODOI). Hal ini selaras dengan diusungnya tema “Indonesia Maju” pada Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia.
“Kita jangan lagi terhambat dengan tantangan. Atasi masalah, adaptasi, dan maju dengan terus berinovasi”, ujar Yusup Ansori.(Siung)