seputar – Medan | Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut mencatat inflasi untuk komoditi beras terus merangkak naik. Kenaikan harga yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota turut mendorong tingginya inflasi beras.
“Tingkat inflasi beras terus mengalami tren yang merangkak naik. Ada satu kabupaten yang deflasi ya, tapi semua kabupaten/kota yang lain terjadi inflasi yang cukup tinggi dengan andil masing-masing,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Nurul Hassanudin, Jumat (1/3/2024).
Hasan merinci, andil inflasi tertinggi pada beras secara bulanan terjadi di Kabupaten Karo yang mencapai 0,27 persen, Kabupaten Labuhanbatu sebesar 0,22 persen, Kabupaten Sibolga sebesar 0,20 persen.
Selanjutnya kabupaten Padangsidempuan 0,14 persen, Kabupaten Gunungsitoli dan Pematangsiantar 0,13 persen, Kota Medan 0,06 persen. Untuk, Kabupaten Deli Serdang mengalami kontraksi 0,01 persen untuk andil beras.
Hasan menambahkan jika inflasi beras secara tahunan turut menyumbang andil tertinggi di Sumut. Tercatat, inflasi beras YoY mencapai 0,59 persen.
“Secara Year on Year, beras sumbang inflasi tertinggi sebesar 0,59 persen,”imbuhnya.
Kenaikan inflasi beras ini didorong dengan masih mahalnya harga beras di Sumut yang melampaui HET yang ditetapkan seharga Rp 11.500 per kg untuk beras medium. Namun harga beras di pasaran saat ini mencapai Rp 15 ribuan per kg.
Sementara itu, harga beras premium saat ini mencapai Rp 17 ribuan per kg, padahal HET beras medium ditetapkan seharga Rp 14.500 per kg. (Siong)