seputar-Medan | Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sumatera Utara mencatat perekonomian Sumatera Utara (Sumut) pada triwulan II 2023 tumbuh 5,19% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
“Pertumbuhan Sumut pada periode laporan ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional (5,17%, yoy) dan Sumatera (4,90% yoy) pada periode yang sama,”kata Kepala KPw BI Sumut, IGP Wira Kusuma di Medan, Jum’at (08/09/2023).
IGP menjelaskan, dari sisi pengeluaran, akselerasi pertumbuhan utamanya berasal dari daya beli yang terjaga dan meningkatnya aktivitas mobilitas seiring dengan momen Hari Besar Keagamaan dan libur sekolah.
“Hal ini tecermin pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang mencapai pertumbuhan 6% (yoy), lebih tinggi dibanding rerata pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebelum pandemi sebesar 4,99%,”jelas IGP.
Sedangkan, dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2023 utamanya didorong oleh sektor Industri Pengolahan yang mencatatkan kenaikan andil tertinggi dari triwulan I 2023 Sementara itu, Lapangan Usaha (LU) Pertanian serta Perdangangan Besar dan Eceran masih mencatatkan pertumbuhan yang kuat pada triwulan II 2023.
“Perekonomian Sumatera Utara tahun 2023 diprakirakan tetap kuat bias atas dalam kisaran 3,9-4,7% (yoy),”sebut IGP.
Begitupun IGP menyampaikan, terdapat beberapa potensi risiko yang perlu diwaspadai karena dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Sumut seperti koreksi harga komoditas unggulan Sumut sejalan dengan rebound ekonomi Tiongkok yang tidak sekuat perkiraan, potensi meningkatnya nilai barang impor, serta potensi gangguan produksi hortikultura dampak fenomena El Nino.
IGP merinci adapun sejumlah faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara Tahun 2023 yaitu:
- Membaiknya aktivitas Perekonomian pasca pandemi Covid 19 yang membuat optimisme permintaan domestik tetap kuat
- Meningkatnya Upah Minimum Provinsi (Sumatera Utara sebanyak 7,45% menjadi Rp 2.710.493
- Berlanjutnya insentif Pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), kartu sembako, Program Keluarga Harapan (PKH) dan lainnya.
- Berlanjutnya proyek PSN dan infrastruktur daerah
- Permintaan sawit domestik yang tetap tinggi seiring berlanjutnya program hilirisasi industri B35 dan B40
Selanjutnya faktor penahan pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara Tahun 2023 yaitu:
- Koreksi harga komoditas unggulan Sumut sejalan dengan antara lain rebound ekonomi Tiongkok yang tidak sekuat perkiraan
- Potensi meningkatnya nilai barang impor melalui transmisi depresiasi nilai tukar
- Potensi gangguan produksi hortikultura seiring dengan prakiraan keberlangsungan fenomena El Nino pada semester II 2023 dan tertahannya ekspor beras dari India.(Siong)