seputar – Jakarta | Saham Amazon anjlok sekitar 12 persen setelah perusahaan itu mencatat kerugian pada Maret 2022 atau pada kuartal pertama tahun ini.
Dikutip dari Liputan6, Selasa (3/5/2022) raksasa e-commerce yang didirikan orang terkaya kedua di dunia, Jeff Bezos, merugi hingga USD 3,8 miliar atau setara Rp 55,1 triliun (kurs rupiah 14.400 per dolar AS).
Diketahui, kerugian Amazon sebagian besar dari investasinya di perusahaan pembuat mobil listrik Rivian Automotive, sebesar USD 7,6 miliar.
Pada tahun 2019, Amazon menginvestasikan USD 700 juta atau Rp 10,1 triliun di Rivian dan sahamnya anjlok lebih dari 75 persen sejak IPO yang dilakukan pada November 2021.
Kerugian yang dihadapi Amazon juga terjadi sehari setelah Ford, yang juga investor di Rivian, menarik dana sebelum pajak sebesar USD 5,4 miliar terkait dari investasinya. Ini mengakibatkan Ford mengalami kerugian hingga USD 3,1 miliar Rp 44,64 triliun di kuartal pertama.
Selain sahamnya yang anjlok, dampak pandemi Covid-19 dan konflik Rusia-Ukraina juga menjadi tantangan dalam bisnis Amazon.
“Pandemi dan perang di Ukraina telah membawa pertumbuhan dan tantangan yang tidak biasa,” kata CEO Amazon Andy Jassy.
“Saat ini, karena kami tidak lagi mengejar kapasitas fisik atau staf, tim kami benar-benar fokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi biaya di seluruh jaringan pemenuhan kami, lanjut dia.
“Ini mungkin memakan waktu, terutama karena kami bekerja dengan tekanan inflasi dan rantai pasokan yang sedang berlangsung, tetapi kami melihat kemajuan yang menggembirakan pada sejumlah dimensi pengalaman pelanggan,” tambahnya.
Komentar Jeff Bezos Soal Elon Musk Beli Twitter
Pendiri Amazon Jeff Bezos turut mengomentari langkah Elon Musk dalam membeli perusahaan media sosial Twitter, senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 633 triliun.
Dilansir dari CNBC International, Selasa, orang terkaya nomor dua di dunia itu mengungkapkan, dirinya memikirkan tentang potensi pengaruh Tiongkok terhadap Twitter.
Menurutnya, langkah Elon Musk menunjukkan bahwa kepentingan bisnis Tesla di Tiongkok dapat memberikan pengaruh kepada pemerintah atas Twitter dengan pemilik barunya.
Dalam postingannya di Twitter, Bezos menanggapi sebuah postingan dari seorang reporter New York Times bernama Mike Forsythe.
Forsythe terlihat membeberkan pentingnya Tiongkok bagi bisnis Tesla, yang merupakan bisnis terbesar kedua pembuat mobil listrik itu.
“Pertanyaan yang menarik. Apakah pemerintah Tiongkok baru saja mendapatkan sedikit pengaruh atas alun-alun kota?” tulis Bezos di Twitter, mengisyaratkan hubungan bisnis Musk dengan Tiongkok.
Bezos kemudian melanjutkan komentarnya di postingan berikutnya dan mengatakan tekanan Tiongkok tidak mungkin menghasilkan sensor.
“Jawaban saya sendiri untuk pertanyaan ini mungkin tidak. Hasil yang lebih mungkin dalam hal ini adalah kompleksitas di Tiongkok untuk Tesla, daripada sensor di Twitter,” ujarnya.
“Tapi kita akan lihat. Elon Musk sangat pandai menavigasi kompleksitas semacam ini,” tambahnya.
Sebagai informasi, Musk menyebut Twitter sebagai “alun-alun kota digital” karena janjinya menjadikan platform tersebut sebagai tempat debat terbuka, yang merupakan tujuan utama akuisisi.(liputn6/CNBC)