seputar-Jakarta | Nama sejumlah petinggi di Tentara Nasional Indonesia (TNI) santer dikabarkan bakal menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Ada beberapa nama calon Panglima TNI yang kerap disebut-sebut, berikut ini profil mereka.
Dirangkum detikcom, Minggu (5/9/2021), Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November nanti. Hadi Tjahjanto menjabat Panglima TNI tahun 2017 menggantikan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
DPR RI kini menunggu surat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyodorkan nama calon Panglima TNI. Ketika nama calon Panglima TNI itu masuk ke Senayan, anggota Dewan bakal menggelar uji kelayakan dan kepatutan di Komisi DPR.
Namun ada beberapa nama yang disebut-sebut menjadi calon Panglima TNI, di antaranya Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa; Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono; Kasum TNI Eko Margiyono.
Berikut ini sekilas profil beberapa nama calon Panglima TNI tersebut.
1. Jenderal Andika Perkasa
Jenderal Andika Perkasa merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak November 2018. Dilansir dari berbagai sumber, Andika merupakan lulusan Akmil tahun 1987. Ia mengawali karir di Grup 2/Para Komando Kopassus. Ia kemudian juga sempat bertugas di satuan elite penanggulangan teror, Sat 81 Gultor Kopassus.
Andika juga pernah bertugas di Departemen Pertahanan pada 2001. Pria kelahiran Bandung, 21 Desember 1964, itu juga pernah berkarir di BAIS.
Pada 2002, Andika diangkat menjadi Danyon 32 Grup 3/Sandha Kopassus. Setelah beberapa kali pindah tugas, ia kemudian dipromosikan menjadi Komandan Rindam Jaya pada 2011. Lewat jabatan ini, Andika memperoleh kenaikan pangkat menjadi kolonel.
Lalu, pada pertengahan 2012, Andika diangkat menjadi Komandan Korem 023/Kawal Samudera di Sibolga. Belum ada setahun, ia lalu dipromosikan menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AD, yang mengantarkannya meraih bintang satu di pundak alias pangkat brigadir jenderal (brigjen).
Hanya 11 bulan menjadi Kadispenad, Andika diangkat menjadi Komandan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) pada Oktober 2014. Andika dipilih sendiri oleh Presiden Joko Widodo. Menantu eks Kepala BIN Hendropriyono ini pun mendapat kenaikan pangkat menjadi mayor jenderal (mayjen).
Sekitar dua tahun menjadi Danpaspampres, Andika kemudian dipromosikan menjadi Pangdam XII/Tanjungpura pada Mei 2016. Karir Andika terus menanjak.
Pada 2018, Andika tiga kali mendapat promosi. Pada awal 2018, ia diangkat menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan, dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD. Jabatan ini mengantarkan Andika memperoleh bintang tiga atau letnan jenderal (letjen).
Pada Juli, Andika kembali mendapat promosi. Ia diangkat menjadi Panglima Kostrad (Pangkostrad) menggantikan Letjen Agus Kriswanto, yang pensiun.
Baru lima bulan menjabat sebagai Pangkostrad, Andika kini menjabat pimpinan tertinggi TNI AD. Andika dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (22/11).
Andika juga diketahui banyak menghabiskan waktu untuk studi di luar negeri di awal kariernya. Ia memiliki 3 gelar master dari universitas di Amerika Serikat. Andika pernah mengemban pendidikan di Norwich University. Kemudian pada 2003, Andika melanjutkan studi di National War College (NWC), yang merupakan bagian dari National Defense University, Washington, DC.
Dua tahun kemudian, Andika belajar di George Washington University, yang juga berada di Washington, DC. Ia juga merupakan lulusan terbaik Seskoad angkatan 1999/2000.
Untuk pengalaman operasi militer, Andika diketahui pernah memimpin penangkapan seorang yang dituduh sebagai pimpinan Al Qaeda, Omar Al-Faruq, di Bogor, pada 2002. Ia juga disebut pernah melaksanakan operasi Timor Timur pada 1990, operasi teritorial di lokasi yang sama pada 1992, dan operasi bakti TNI di Aceh pada 1994. Dia juga disebut-sebut pernah melakukan misi operasi khusus di Papua.
Soal karir gemilangnya, Andika kerap dihubungkan dengan mertuanya, Hendropriyono. Eks Ketum PKPI itu merupakan penasihat Presiden Jokowi. Andika sudah angkat bicara soal hal ini.
“Monggo, mau ngomong apa juga, saya gini, dari dulu juga gini. Nggak ada yang saya komentar lagi, terserah,” kata Andika seusai pelantikan.
“Orang kalau mau ngomong apa saja, monggo, saya kan nggak bisa komentar yang nggak perlu. Kan semuanya beliau yang memutuskan, saya tidak tahu apa yang ada di dalam penilaian beliau, saya kan dari dulu gini saja,” sambungnya.
2. Laksamana Yudo Margono
Sebelum berkarier, pria kelahiran 26 November 1965 ini menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL). Kemudian ia lulus pada 1988 dan menjadi angkatan XXXIII.
Selepas lulus, ia resmi berkiprah di dunia militer dan menjadi Asisten perwira divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332. Lalu ia juga dipercaya untuk menjadi Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara 364 dan Palaksa KRI Fatahillah 361.
Setelah itu, Yudo dipercaya menjadi komandan kapal, yakni KRI Pandrong 801 atau kapal patroli, KRI Sutanto 877 kapal jenis perang, hingga KRI Ahmad Yani 351.
Kemudian, pada 2004 ia menjadi Komandan Lanal Tual. Kariernya terus meningkat, seperti pada 2008 menjadi Komandan Lanal Sorong, Komandan Lantamal I Belawan pada 2015, hingga jadi Kepala Staf Koarmabar pada 2016.
Berkat pengalamannya ia dipercaya memegang jabatan strategis. Pada 2017, menjadi Pangkolinlamil, 2018 menjadi Pangarmabar. Di tahun yang sama juga ia dipercaya menjadi Pangarmabar I hingga 2019.
Pada 2019, Yudo dipercaya untuk menjabat Pangkogabwilhan I. Di awal penugasannya, ia berurusan dengan isu pelanggaran kapal China yang masuk ke wilayah perairan Natuna.
Berkat semua jerih payahnya, Jokowi melantik Yudo Margono menjadi KSAL di Istana Negara, Jakarta. Dengan pelantikan ini juga, ia resmi berpangkat Laksamana TNI.
3. Letjen Eko Margiyono
Pria kelahiran 12 Mei 1967 itu merupakan seorang perwira tinggi TNI AD yang menjabat sebagai Kepala Staf Umum TNI Eko Margiyono mengemban pendidikan di Akademi Militer 1989 dari kecabangan Infanteri (Kopassus).
Dilansir dari kodamjaya-tniad.mil.id dan berbagai sumber, Eko Margiyono lama menjalani karirnya di lingkungan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.
Eko Margiyono sempat menjabat Asisten Teritorial Kepala Staf Divisi Infanteri-1/Kostrad, berturut-turut Eko dipercaya menjabat Komandan Grup A Paspampres (2010-2012), Asisten Operasi (Asops) Kepala Staf Kodam Jaya (2012-2014), serta Komandan Resor Militer (Danrem) 061/Surya Kencana Kodam III/Siliwangi (2014).
Pangkat Bintang Satu diraihnya saat dipercaya sebagai Komandan Korem (Danrem) 033/Wira Pratama Kodam I/Bukit Barisan (2014-2015). Berikutnya, Mayjen TNI Eko Margiyono, MA dipercaya menduduki jabatan Wakil Asisten Operasi (Waasops) Kepala Staf TNI AD (2015-2017), kemudian menjabat Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya (2017).
Sementara pangkat Bintang Dua diraihnya saat memperoleh promosi sebagai Gubernur Akademi Militer (Akmil). Setahun menjabat Gubernur Akmil, Mayjen TNI Eko Margiyono, MA, kembali dipercaya untuk menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) ke-30 Kopassus pada (2018-2019).
Selanjutnya, pada 2019 Eko Margiyono dilantik menjadi Panglima Kodam (Pangdam) Jaya/Jayakarta ke-33. Kemudian Eko Margiyono menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada 2020.
Lalu, Eko Margiyono diangkat menjadi Kasum TNI pada 2021. Eko Margiyono menjabat sebagai Kasum TNI menggantikan Letjen Ganip Warsito yang sebelumnya ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Kepala BNPB. (detik)