seputar – Jakarta | Varian terbaru virus corona B.1.1.529 atau Omicron terdeteksi di sejumlah negara. Di Hong Kong, penularannya dikaitkan dengan penggunaan masker katup.
Dugaan ini didasari oleh hasil investigasi ahli mikrobiologi Yuwn Kwok Yung dari Universitas Hong Kong. Diberitakan oleh RTHK, hasil investigasi menunjukkan bahwa masker katup berkontribusi pada penularan varian Omicron.
Dihubungi detikcom, ahli pernapasan dari RS Paru Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K) mengatakan bahwa penggunaan masker paru memang berisiko. Untuk saat ini, masker rangkap alias double mask lebih disarankan.
“Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau pemakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan,” ujar dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K), kepada detikHealth, Sabtu (27/11/2021).
Sejauh ini Hong Kong melaporkan dua kasus varian Omicron. Kasus pertama diyakini dibawa oleh seorang pria 36 tahun yang baru tiba dari Afrika Selatan pada 11 November, yang kemudian menularkan ke pria lain yang tinggal berdekatan.
Dilarang CDC Sejak 2020
Hasil investigasi ahli mikrobiologi Yuwn Kwok Yung menemukan pasien yang terinfeksi varian Omicron sebelumnya memakai masker katup saat bepergian. “Masker ini agak egois… ketika udara dihembuskan melalui klep udara, tidak disaring, itu tidak baik,” katanya.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sejak Agustus 2020 lalu telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak menggunakan masker exhaust atau masker yang memiliki ventilasi dan katup untuk digunakan sebagai metode pencegahan Corona.
Penggunaan masker jenis ini memungkinkan udara di dalam masker yang mungkin saja terdapat virus di dalamnya, terhembus keluar melalui lubang katup.
“Masker dengan katup atau ventilasi pernapasan TIDAK boleh dipakai untuk membantu mencegah orang yang memakai masker menyebarkan COVID-19 ke orang lain,” tulis CDC di laman resminya.
Para ahli paru juga sepakat bahwa penggunaan masker katup tidak efektif dalam pencegahan COVID-19. Sebab pemakaiannya justru bisa membahayakan orang lain.
Masker dengan katup satu arah ini dimaksudkan untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi, memungkinkan pengguna untuk menghirup udara yang disaring dan menghembuskan udara hangat dan lembab melalui katup. Katup ini mengurangi panas dan kelembaban di dalam masker, membuatnya lebih nyaman dipakai dalam waktu lama.
Tapi desain ini tidak mencegah penyebaran penyakit menular. Alasan utama memakai masker di era COVID-19 adalah untuk mencegah droplet menyebar ke udara ketika seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Tetapi ketika masker memiliki katup, droplet dari pemakainya dikeluarkan ke udara dan bisa menulari orang lain.
“Masker katup itu hembusan napas dari pemakai keluar, sehingga kalau pemakai masker katup itu sakit COVID-19, maka udara yang keluar dari masker membahayakan sekitarnya, jadi tidak disarankan,” ujar dr Agus Dwi Susanto, Sp P(K), kepada detikHealth, Sabtu (27/11/2021).(detikhealth)