seputar-Medan | Bhikkhu Y.M. Jinadhammo Mahathera yang akrab dipanggil Bhante Jin atau Eyang dikabarkan meninggal dunia, hari ini Kamis (26/01/2023) di Medan.
Bhikkhu Jinadhammo Mahathera merupakan salah satu dari lima bhikkhu yang pertama kali diupasampada (ditahbiskan) tanggal 08 Mei 1970 oleh Phra Sasana Sobaṇa selaku Upajjhaya juga tahun 2017 hingga 2022 Mahanayaka Sangha Agung Indonesia. Y.M. Jinadhammo Mahathera juga merupakan anggota Dewan Upajjhaya dan Acariya Sagin.
Bhikkhu Jinadhammo dikenal sangat disiplin dalam tata susila (vinaya). Ia juga banyak melakukan sumbangsih seperti pembangunan vihara, menjadi guru dan dosen Agama Buddha, mengikuti aktivis-aktivis Buddhis, sekolah, proyek sosial, dan sebagainya.
Bhikkhu Jinadhammo dilahirkan di Desa Gempok, Simo Boyolali Jawa Tengah, pada tanggal 3 September 1944 dengan nama kecil Soenardi, putera ketiga dari enam bersaudara. Keluarganya selalu berpindah-pindah ke berbagai pelosok Jawa untuk menghindari perang. Pada waktu itu, makan nasi dengan lauk kacang serta minum air kendi gentong yang ada di Lembaga Sosial Desa (LSD) sudah merupakan suatu yang sangat nikmat dan patut disyukuri.
Sunardi mengenal agama Buddha saat bersama teman-temannya sering mengunjungi Candi Borobudur dan Prambanan yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya. Ia penasaran dengan kemegahan candi tersebut, tentang pembuatnya, untuk apa dibangun, dan apa manfaatnya. Sunardi menjadi tertarik dengan Agama Buddha dan sejak itu ia rutin mempelajari Agama Buddha.
Dalam pengabdiannya, Bhikkhu Jinadhammo dikenal sebagai sosok non-sekterian. Bhikkhu Jinadhammo kembali ke Indonesia dan bertugas untuk membina Umat Buddha di Pulau Sumatra. Ia bermukim di Vihara Borobudur, Medan.
Bersama Wirawan Giriputra dan Otong Hirawan, Bhikkhu Jinadhammo bekerja keras memajukan Agama Buddha di kota Medan. Ia berjasa mendatangkan tenaga pengajar Agama Buddha dari pulau Jawa ke Sumatra, khususnya Medan dan sekitarnya.(Siong/Red)