seputar-Amsterdam | Demonstrasi menolak kebijakan perpanjangan jam malam di dua kota di Belanda berujung rusuh. Dalam peristiwa yang terjadi pada Minggu (24/1/2021) waktu setempat sejumlah mobil dibakar dan toko-toko dijarah.
Mengutip detikcom yang melansir dari AFP, kerusuhan pecah setelah polisi mencoba membubarkan ratusan massa pendemo yang berkumpul di alun-alun pusat Kota Amsterdam.
Namun, pendemo menolak dibubarkan. Akhirnya bentrok antara polisi dan pengunjuk rasa terjadi.
Water canon menembakkan air untuk membubarkan massa. Pendemo kocar kacir.
Bentrok juga terjadi di Kota Eindhoven. Polisi kemudian menembakkan gas air mata. Televisi regional Omroep Brabant melaporkan ada 30 orang yang ditangkap.
Sejumlah kendaraan dibakar dan toko-toko di stasiun kereta api juga dijarah. Perjalanan kereta api di Eindhoven pun terhambat.
“Kebakaran di pusat pemeriksaan (COVID-19) di Urk melampaui semua batas,” kata Menteri Kesehatan Hugo de Jonge.
240 orang Ditangkap
Media lokal Belanda dan polisi melaporkan ada lebih dari 240 orang ditangkap terkait peristiwa itu.
Dilansir dari Reuters, Senin (25/1/2021), kerusuhan terjadi pada hari kedua pembatasan ketat COVID-19, termasuk aturan jam malam yang memicu demonstrasi.
Menurut saksi mata, polisi menggunakan meriam air, anjing, dan petugas berkuda untuk membubarkan aksi protes di pusat kota Amsterdam. Hampir 200 orang yang melakukan pelemparan batu dan kembang api ditahan di kota itu.
Lembaga penyiaran nasional NOS mengatakan polisi anti huru-hara telah dikerahkan di hampir 10 kota setelah jam malam diberlakukan.
“Kendaraan dibakar, polisi dilempari batu dan properti umum dihancurkan,” lapor NOS.
Polisi militer mengatakan di Twitter pada Minggu malam (24/1) bahwa mereka dikerahkan untuk membantu polisi lokal di setidaknya dua kota di wilayah selatan.
Dalam video yang dimuat sebuah televisi lokal Belanda, sekelompok anak muda terlihat menjarah toko, melempar sepeda dan membakar di kota Eindhoven. Sedikitnya 55 orang ditangkap di Eindhoven.
Demonstrasi di Museum Square, yang melanggar larangan pertemuan publik, terjadi sehari setelah pemerintah memberlakukan jam malam untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia Kedua.
“Polisi membersihkan alun-alun setelah orang-orang mengabaikan instruksi untuk pergi dan menahan mereka yang menyerang polisi dengan batu dan kembang api di jalan-jalan terdekat,” kata kantor wali kota.
Video dari desa Urk, 80 km timur laut Amsterdam, menunjukkan para pemuda membobol fasilitas pengujian COVID-19 di dekat pelabuhan desa sebelum dibakar pada Sabtu (23/1) malam waktu setempat.
Sebelumnya, parlemen telah menyepakati aturan jam malam pada pekan lalu, di mana varian COVID-19 yang pertama kali diidentifikasi di Inggris akan menyebabkan lonjakan kasus baru. Infeksi baru di negara tersebut secara umum telah menurun selama sebulan, dan turun lagi pada hari Minggu (24/1), dengan 4.924 kasus baru.
Sejauh ini, total ada 13.540 kematian di Belanda akibat COVID-19 dan 944.000 orang yang terinfeksi virus Corona.
Sekolah dan toko non-esensial di Belanda telah ditutup sejak pertengahan Desember 2020, menyusul penutupan bar dan restoran dua bulan sebelumnya.
Diketahui, Belanda pertama kalinya menerapkan jam malam sejak era Perang Dunia II lalu. Jam malam Belanda yakni pukul 21.00 hingga 4.30 waktu setempat.
Pelanggar jam malam akan dikenai sanksi. Pelanggar akan didenda 95 euro. (detikcom/gus)