seputar-Jakarta | Survei Economist Intelligence Unit (EIU) menyatakan Tel Aviv di Israel menjadi kota dengan biaya hidup termahal di dunia pada tahun ini. Posisi Tel Aviv naik lima peringkat dari tahun sebelumnya.
Sementara peringkat kedua diisi oleh Paris. Diikuti, Singapura, Zurich, Hong Kong, New York, Jenewa, Kopenhagen, Los Angeles, dan Osaka.Tel Aviv menggantikan Paris, Zurich, dan Hong Kong yang duduk bersama di posisi puncak pada 2020.
Kepala Bidang Biaya Hidup Dunia EIU Upasana Dutt mengatakan posisi Tel Aviv naik karena inflasi meningkat tinggi di kota itu dalam beberapa waktu terakhir. Khususnya, inflasi pada tarif transportasi dan harga bahan makanan.
Tercatat, inflasi barang dan komoditas rata-rata naik 3,5 persen. Peningkatan inflasi ini menjadi rekor tercepat dalam lima tahun terakhir.
Sementara secara umum, Dutt menyatakan inflasi naik karena distribusi stok barang terganggu. Hal ini menimbulkan kelangkaan yang kemudian mengerek harga.
“Kita dapat dengan jelas melihat dampaknya pada tahun ini dengan kenaikan harga bensin yang sangat mencolok,” terang Dutt seperti dikutip dari The Straits Times, Rabu (1/12).
Kendati begitu, hasil survei peningkatan inflasi EIU tidak menyertakan empat kota di dunia dengan tingkat inflasi sangat tinggi. Mereka adalah Caracas di Venezuela, Damaskus di Suriah, Buenos Aires di Argentina, dan Teheran di Iran.
Inflasi di Teheran terjadi karena sanksi dari pemerintah Amerika Serikat (AS) menimbulkan kelangkaan barang dan menaikkan harga-harga.
Sementara inflasi di Damaskus meski tinggi, tapi secara peringkat justru merupakan kota dengan biaya hidup termurah untuk ditinggali di dunia. (cnnindonesia)