seputar-Jakarta | Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin menolak desakan berbagai pihak mundur dari jabatannya. Ia mempertahankan dukungan mayoritas di antara anggota parlemen dan yakin akan membuktikannya ketika sidang parlemen negara bulan depan.
Dilansir dari Reuters, Muhyiddin mengatakan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah setuju bahwa dia harus tetap berkuasa sambil menunggu mosi percaya. Padahal beberapa anggota koalisi sudah menarik dukungan untuk Muhyiddin.
“Saya telah memberi tahu raja bahwa saya telah menerima sejumlah pernyataan dari anggota parlemen yang meyakinkan saya bahwa saya masih memiliki kepercayaan mayoritas anggota parlemen saat ini,” kata Muhyiddin dalam pidato televisi pada, Rabu (4/8/2021).
“Namun, saya sadar bahwa posisi saya sebagai perdana menteri terus dipertanyakan. Oleh karena itu, saya telah memberi tahu Raja bahwa saya akan menentukan legitimasi saya sebagai perdana menteri di Parlemen,” lanjutnya.
Dalam pidato di televisi nasional tersebut, Muhyiddin, yang diapit oleh sembilan anggota parlemen, termasuk wakil perdana menteri dan politisi UMNO Ismail Sabri Yaakob, mengatakan tidak ada pertanyaan tentang pengunduran dirinya.
Gejolak politik di Malaysia ini berawal dari kekecewaan Raja Malaysia terhadap pernyataan Menteri Kehakiman Takiyuddin Hasan dalam sidang khusus dengan parlemen pada 26 Juli 2021 silam.
Ketika itu, Takiyuddin mengungkapkan kalau pemerintah telah mencabut semua peraturan terkait status darurat Covid-19 per 21 Juli 2021.
Padahal, Juru Bicara Istana Negara Ahmad Fadil Shamsuddin mengatakan, kekuasaan untuk mengubah dan mencabut peraturan termasuk status darurat Covid-19 yang dijadwalkan berakhir 1 Agustus 2021, merupakan hak prerogatif raja.
Tindakan pemerintah dianggap tidak menghormati rule of law yang diamanatkan dalam Rukun Negara. Selain itu, langkah pemerintah juga bertentangan dengan fungsi dan hak prerogatif Raja Malaysia sebagai kepala negara yang diatur dalam UUD.
Akibatnya tekanan Muhyiddin untuk turun dari jabatannya kembali muncul. UMNO, parpol terbesar dalam aliansi penguasa Muhyiddin, mengatakan Muhyiddin telah kehilangan legitimasi setelah teguran dari Raja. Bahkan beberapa anggota parlemennya telah menulis surat kepada raja untuk menarik dukungan mereka terhadap Muhyiddin. (cnbcindonesia)