seputar-Batu Bara | Perhelatan Pilkada Batu Bara pada 27 November 2024 mendatang telah memunculkan cukup banyak nama yang secara terbuka menyatakan kesiapannya maju berkontestasi sebagai Bakal Calon Bupati Batu Bara periode 2024-2029.
Dari sekian banyak nama yang muncul tersebut, salah satunya adalah Al Asari SAg MSi, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Pengurus Daerah Al Washliyah Kabupaten Batu Bara.
Al Asari yang bertekad maju melalui jalur partai politik, diketahui telah mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Bupati Batu Bara ke Partai Keadilan sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai NasDem.
Pengamat Sosial Politik dan Kebijakan Publik LKPI Irwansyah Nasution SH MH, Selasa (7/5/2024) mengatakan, sebagian masyarakat Batu Bara sudah cukup familiar (mengenal) Al Asari sebagai tokoh muda energik di bidang keagamaan dari kalangan kader Al Washliyah.
Sebagai sebuah organisasi yang populer di Batu Bara, Al Washliyah menurutnya terbukti sukses membangun komunitas keagamaan terbesar massanya di Batu Bara bahkan di Sumatera Utara dalam bidang dakwah dan pendidikan.
“Sudah beberapa kali senator (anggota DPD RI) perwakilan Sumatera Utara dari Al Washliyah berhasil dihantarkan ke Senayan Jakarta. Ini membuktikan ormas ini begitu solid dalam memainkan peranan politik,” ungkapnya.
Sekalipun Al Washliyah bukan ormas yang berafiliasi politik, tapi perilaku politik diperlukan untuk memajukan Al Washliyah dalam peredaran di bidang pemerintahan.
“Jika kader Al Washliyah seperti Al Asari yang juga Ketua Al Washliyah saat ini mencalonkan diri sebagai kandidat Bakal Calon Bupati Batu Bara pada Pilkada 27 November 2024, itu bukanlah sekadar untuk coba-coba mencari perhatian. Tapi itu merupakan ijtihad ormas tersebut untuk berkontribusi membangun keseimbangan antara dunia dan akhirat dalam pemerintahan di Kabupaten Batu Bara. Dan orang itu adalah kader terbaiknya sendiri seperti Al Asari,” ujar Irwansyah.
Al Asari dalam kancah politik Batu Bara pernah menjadi anggota DPRD Batu Bara. Hal itu setidaknya menjadi modal pengetahuan bagi Al Asari untuk menerjemahkan lika-liku perpolitikan Batu Bara terutama dalam membangun popularitas dan elektabilitas yang diperlukan untuk bertarung di Pilkada kali ini.
“Persoalannya, mampukah Al Asari mengembangkan sayap politiknya membangun kesadaran kolektif masyarakat Batu Bara untuk mendapatkan dukungan bersifat terstruktur dan masif?,” lanjutnya.
Komunikasi politik melalui safari politik ke berbagai simpul kekuatan masyarakat Batu Bara akan menjadi ukuran seberapa kuat Al Asari dan timnya meyakinkan publik Batu Bara bahwa ia layak didukung sebagai perwakilan simpul kekuatan politik masyarakat di Pilkada kali ini.
Menurut Irwansyah tidak mudah bagi pendatang baru meyakinkan masyarakat tanpa kerja keras sehingga menjadi buah penilaian yang positif. Apalagi pemikiran politik masyarakat saat ini sudah terbiasa dan terlatih dengan pola transaksi politik uang untuk menang yang sebenarnya ini terlarang dan dapat membatalkan kemenangan tiap Paslon yang bertanding nantinya di Pilkada Batu Bara.
Jadi kalau Al Asari menyadari dinamika politik transaksi merupakan bagian penting yang sudah menjalar ke mana-mana di sendi kehidupan masyarakat, kali ini setidaknya ia harus dapat membangun pola baru yang lebih sejuk, sehat serta menggembirakan bagi para calon pendukungnya kelak jika memang berhasil ditetapkan oleh KPUD Batu Bara sebagai peserta Calon Bupati 2024-2029, sehingga memungkinkan bagi Al Asari mendapatkan porsi dukungan besar di Pilkada nantinya.
“Sebenarnya ini semacam teori dan praktik yang saling melengkapi seperti orang belajar naik sepeda, harus ada keberanian mencobanya agar dapat keseimbangan dalam mengendalikan sepedanya langsung. Tidak berhalu dapat mengendarai sepeda namun sepedanya tidak dicoba-coba,” ucap Irwansyah.
Bagaimanapun, Al Asari bukanlah tokoh yang diragukan kemampuannya. Tapi ujian di Pilkada amatlah berat terutama dalam memobilisasi segala keperluan yang tertumpu pada kepiawaian setiap kandidat yang mencoba mengendarai kursi panas tersebut.
“Di Pilkada kali ini nampanya Al Asari harus dapat memanfaatkan celah politik. Dengan latar belakang ormas besar Al Washliyah di Batu Bara, ia akan mendapatkan momentum yang terus dibangun secara kolektif kolegial untuk menggerakkan kekuatan ormas tersebut sebagai peralatan negosiasi dan transaksi kemaslahatan masyarakat yang mungkin akan terus menerus dilakukannya dalam forum silaturahmi, yang soal satu ini Al Asari dapat disebut komunikator nan piawai dan publik akan menunggu,” pungkas Irwansyah. (gus)