seputar – Beijing | Situasi di Selat Taiwan semakin panas. Sebanyak 28 pesawat militer Tiongkok (PLA), termasuk jet tempur dan bomber nuklir memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) pulau itu.
Melansir CNBC Indonesia, Rabu (16/6/2021), pemerintah Taipe melaporkan dalam misi itu tercatat 14 jet tempur J-16 dan J-11 Tiongkok melintas. Ada pula empat bomber H-6, yang dapat membawa senjata nuklir.
“(Terdapat pula) pesawat anti-kapal selam, peperangan elektronik dan peringatan dini,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
Ini disebut sebagai serangan harian terbesar sejak kementerian mulai secara teratur melaporkan kegiatan udara angkatan udara Tiongkok di ADIZ Taiwan tahun lalu. Rekor sebelumnya terjadi, saat 25 pesawat Tiongkok ‘menyerbu’ di 12 April.
“Taiwan mengirim pesawat tempur untuk mencegat dan memperingatkan Tiongkok sementara sistem rudal dikerahkan memantau mereka,” ujar pernyataan kementerian lagi.
Pesawat Tiongkok dilaporkan tak hanya terbang di daerah dekat Kepulauan Prata. Jet dan Bomber juga terbang di sekitar bagian selatan Taiwan, dekat ujung bawah pulau.
Sayangnya belum ada komentar langsung dari Beijing. Meski Taiwan menyatakan independensinya sebagai negara, Tiongkok menegaskan Formosa merupakan bagian dari Negeri Panda.
‘Penyerbuan’ ini terjadi selang sehari setelah pemimpin kelompok tujuh (G7) mengeluarkan pernyataan bersama mengecam Tiongkok atas serangkaian masalah, termasuk selat Taiwan. Negeri Xi Jinping kemudian membalasnya dengan menyebut Amerika Serikat (AS) dan kelompok itu membuat fitnah.
Sementara itu, AS, yang membela Taiwan mengatakan akan memastikan Taipe bisa mempertahankan diri. AS tak memiliki hubungan diplomatic formal dengan Taiwan namun menjadi pendukung utama pulau itu.
“Menanggapi meningkatnya ancaman Tiongkok, kami akan terus meningkatkan hubungan keamanan tak resmi kami untuk memastikan Taiwan memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan diri,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Joe Biden.
Juru Bicara Pentagon menambahkan Tiongkok membuat ketidakstabilan di kawasan tersebut dan meningkatkan risiko salah perhitungan.(CNBC Indonesia)