seputar – Jakarta | Gelombang tsunami COVID-19 di India kian parah. Penambahan kasus harian terus mencetak rekor dunia berturut-turut, dengan data terbaru mencatat ada 346.786 pasien COVID-19 baru pada Sabtu (24/4/2021).
Korban meninggal bisa mencapai 2.624 orang dalam sehari. Diprediksi di Ibu Kota Delhi saja bisa ada satu orang meninggal karena COVID-19 setiap lima menit.
Begitu banyaknya mayat yang bergelimpangan di India sampai-sampai layanan penguburan dan kremasi kewalahan.
Seorang warga Delhi, Nitish Kumar, mengaku kesulitan mencari tempat kremasi untuk ibunya yang sudah meninggal karena COVID-19. Ia terpaksa membiarkan jenazah sang ibu selama dua hari di rumah.
Sampai pada akhirnya Kumar menemukan tempat kremasi massal darurat di lapangan parkir. Di sana orang ramai-ramai membakar jenazah dengan tumpukan kayu.
“Saya berlari mencari pilar, tapi setiap krematorium berasalan… salah satunya bilang kehabisan kayu,” kata Kumar seperti dikutip dari ABC.
Jitender Singh Shunty dari organisasi nirlaba medis Shaheed Bhagat Singh Sewa Dal mengatakan pada hari itu ada 60 jenazah yang dibakar di lapangan. Jenazah yang dibakar mulai dari pasangan baru menikah, anak-anak 15 tahun, bahkan sampai balita.
“Tidak ada satupun orang di Delhi yang pernah menyaksikan hal ini,” komentar Singh sambil meneteskan air mata.
“Anak lima tahun, 15 tahun, 25 tahun semuanya dikremasi. Ada juga pasangan yang baru menikah. Sangat sulit disaksikan,” pungkasnya.
Kabur ke LN
Banyak orang kaya di India yang dilaporkan kabur ke luar negeri (LN) dengan menyewa jet pribadi saat pandemi virus Corona (COVID-19) semakin menggila. Permintaan untuk jet pribadi dilaporkan meningkat drastis dan harga tiket pesawat melonjak di negara tersebut.
Seperti dilansir AFP, Jumat (24/4/2021), fenomena kaburnya orang-orang kaya India ke luar negeri di tengah pandemi ini terpantau banyak terjadi sebelum Uni Emirat Arab (UEA) secara resmi menangguhkan seluruh penerbangan dari negara tersebut per Minggu (25/4) waktu setempat.
Telah diumumkan oleh UEA bahwa seluruh penerbangan dari dan ke India akan dihentikan sementara saat lonjakan drastis kasus Corona dilaporkan di India. Pada Jumat (23/4) waktu setempat, India mencetak rekor dunia dengan mencatat lebih dari 332 ribu kasus Corona dalam sehari.
Perbandingan harga pada situs-situs penjualan tiket online menunjukkan bahwa penerbangan komersial sekali jalan dari Mumbai menuju Dubai pada Jumat (23/4) dan Sabtu (24/4) membutuhkan biaya hingga 80.000 Rupee (Rp 15,4 juta) — harga ini melonjak 10 kali lipat dari harga normal.
Sedangkan tiket pesawat untuk rute New Delhi-Dubai dilaporkan mencapai lebih dari 50.000 Rupee (Rp 9,6 juta) — melonjak 5 kali lipat dari harga normal. Tidak ada tiket yang ditawarkan mulai Minggu (25/4) waktu setempat selama penangguhan penerbangan selama 10 hari diberlakukan oleh UEA.
Untuk jet pribadi, menurut juru bicara perusahaan penyewaan pesawat, Air Charter Service India, jumlah permintaannya ‘benar-benar gila’.
“Kami memiliki 12 penerbangan menuju Dubai besok dan masing-masing penerbangan sudah penuh,” sebutnya kepada AFP.
Hal senada disampaikan juru bicara penyedia charter pesawat lainnya, Enthral Aviation. “Saya menerbitkan nyaris 80 data daftar penumpang untuk penerbangan ke Dubai hanya untuk besok saja,” timpal juru bicara Enthral Aviation kepada AFP.
“Kami telah meminta lebih banyak pesawat dari luar negeri untuk memenuhi permintaan… Dibutuhkan biaya US$ 38 ribu (Rp 551,5 juta) untuk menyewa sebuah jet 13 kursi dari Mumbai ke Dubai, dan biaya US$ 31 ribu (Rp 449,9 juta) untuk menyewa sebuah pesawat 6 kursi,” terang juru bicara tersebut.
“Orang-orang membuat kelompok dan mengatur untuk berbagi jet kami hanya demi mendapatkan tempat duduk… Kami memiliki beberapa penerbangan ke Thailand, tapi sebagian besar permintaannya adalah ke Dubai,” imbuhnya.
Diketahui bahwa UEA, khususnya Dubai, menjadi tujuan favorit dari orang-orang dari India. Laporan media lokal menyebut sekitar 300 penerbangan dalam seminggu biasanya beroperasi antara UEA dan India.
UEA sendiri menjadi tempat tinggal bagi sekitar 3,3 juta warga India — sepertiga dari total populasi UEA — dengan kebanyakan tinggal di Dubai.
Otoritas Penerbangan Sipil UEA menegaskan bahwa selama penangguhan diberlakukan, semua orang yang datang dari India melalui negara lain harus berada di negara lain selama setidaknya 14 hari sebelum bisa masuk ke wilayah UEA.
Warga negara UEA dan para penumpang yang menggunakan jet pribadi dikecualikan dari persyaratan tersebut. Pesawat kargo juga tidak terdampak.
Pada Jumat (23/4) waktu setempat, larangan masuk ke Inggris dari India juga diberlakukan, kecuali untuk warga negara Inggris dan Irlandia atau warga negara lain dengan status permanent resident.
Penerbangan sekali jalan dari Mumbai atau New Delhi menuju London pada Jumat (23/4) waktu setempat, diketahui mencapai 100.000 Rupee (Rp 19,2 juta) hingga 150.000 Rupee (Rp 28,9 juta) — dua kali lipat dari harga normal jika melakukan booking mendadak.
Sementara itu, penerbangan ke AS masih tersedia namun dengan harga yang juga melonjak, yang dalam beberapa kasus nyaris mencapai dua kali lipat dari harga normal.(detik)