seputar – Filipina | Korban tewas akibat pesawat militer jatuh di Filipina bertambah menjadi 45 orang. Pesawat itu sendiri mengangkut hampir seratus orang.
Dialnsir dari AFP, Senin (5/7/2021), sedikitnya 45 orang tewas dan puluhan lainnya cedera ketika pesawat militer Filipina yang membawa pasukan jatuh dan terbakar di selatan negara itu. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (4/7).
Pesawat itu mengangkut sekitar seratus orang yang sebagian besar merupakan lulusan angkatan darat baru-baru ini. Pesawat angkut C-130 Hercules itu berusaha mendarat di Pulau Jolo, Provinsi Sulu tersebut.
Komandan Satuan Tugas Gabungan-Sulu, Mayor Jenderal William Gonzales, mengatakan beberapa tentara terlihat melompat keluar dari pesawat sebelum menyentuh tanah dan meledak. Dia mengatakan peristiwa itu adalah salah satu kecelakaan penerbangan militer paling mematikan di negara itu.
“Ini adalah hari yang menyedihkan tetapi kami harus tetap berharap,” kata Gonzales dalam sebuah pernyataan.
“Kami meminta bangsa untuk berdoa bagi mereka yang terluka dan mereka yang tewas dalam tragedi ini,” sambungnya.
Korban tewas yang telah ditemukan sejauh ini terdiri dari 42 orang tentara dan tiga warga sipil. Empat puluh sembilan personel militer dan empat warga sipil juga terluka dan dibawa ke rumah sakit. Lima anggota militer masih hilang.
Foto-foto lokasi kecelakaan yang dirilis oleh Satuan Tugas Gabungan-Sulu menunjukkan ekor pesawat yang rusak dan puing-puing yang berasap dari bagian belakang badan pesawat tergeletak di dekat pohon kelapa.
Gambar yang diterbitkan oleh outlet media lokal Pondohan TV di halaman Facebook-nya menunjukkan puing-puing dilalap api dan kepulan asap hitam tebal membubung di atas rumah-rumah yang terletak di dekat lokasi.
Panglima Angkatan Bersenjata, Jenderal Cirilito Sobejana, mengatakan pesawat itu membawa pasukan dari Cagayan de Oro di pulau selatan Mindanao ketika ‘melewatkan landasan’ saat mencoba mendarat di Jolo.
“Pesawat itu mencoba mengembalikan tenaga tetapi tidak berhasil,” katanya kepada media lokal.
Pesawat bermesin empat itu disebut jatuh di dekat sebuah tambang di daerah berpenduduk sedikit. Siswa sekolah menengah Almar Hajiri Aki mengatakan kepada AFP bahwa dia sedang berdiri di samping jalan ketika dia mendengar ledakan keras di belakangnya.
“Saya pikir rumah kami dihantam,” kata pria berusia 21 tahun itu, yang bergegas bersama tetangganya untuk membantu menarik tentara dari reruntuhan.
Kepala Komando Mindanao Barat, Letnan Jenderal Corletan Vinluan, mengatakan kepada AFP bahwa pesawat itu melewati jalur pendaratan dan pecah menjadi dua. Sementara, juru bicara angkatan udara Letnan Kolonel Maynard Mariano mengatakan penyebab kecelakaan itu akan diselidiki.
Sementara, juru bicara angkatan bersenjata Mayor Jenderal Edgard Arevalo mengatakan kepada radio DZBB bahwa penyelidikan diperlakukan sebagai kecelakaan daripada serangan.
Sebagian besar penumpang baru saja lulus dari pelatihan dasar militer dan dikerahkan ke pulau itu sebagai bagian dari satuan tugas gabungan memerangi terorisme di wilayah tersebut. Mereka seharusnya melapor untuk bertugas pada hari Minggu.
Militer memiliki kehadiran besar di Filipina selatan di mana kelompok-kelompok militan, termasuk kelompok penculikan untuk tebusan, Abu Sayyaf, beroperasi.
Kecelakaan Maut
C-130 telah menjadi pekerja keras angkatan udara di seluruh dunia selama beberapa dekade yang digunakan untuk mengangkut pasukan, persediaan, dan kendaraan. Pesawat jenis ini juga sering dikerahkan untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana.
Pesawat militer yang jatuh hari Minggu memiliki nomor ekor yang sama dengan yang diperoleh dari Amerika Serikat dan dikirim ke Filipina awal tahun ini.
Senator Richard Gordon mengatakan itu adalah kecelakaan pesawat militer keempat tahun ini dengan korban massal.
“Apakah kita membeli kerajinan yang rusak dengan uang rakyat?” ujarnya.
Lorenzana mengatakan kecelakaan sebelumnya sedang diselidiki dan menepis spekulasi tentang penyebabnya sebagai tidak sopan kepada para korban dan keluarga mereka. Juru bicara kepresidenan Harry Roque menggambarkan kecelakaan itu sebagai hal yang sangat disayangkan.
AS juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam. Hal itu disampaikan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
“Kami berdiri bahu-membahu dengan sekutu Filipina kami pada saat yang sulit ini dan siap memberikan semua dukungan yang sesuai untuk upaya tanggapan Filipina,” katanya.
Kecelakaan kemarin terjadi setelah sebuah helikopter Black Hawk jatuh bulan lalu selama penerbangan pelatihan malam hari dan menewaskan enam orang di dalamnya. Kecelakaan itu menyebabkan seluruh armada Black Hawk Filipina dilarang terbang.(detik)