seputar-Jakarta | Kasus bunuh diri militer aktif di Amerika Serikat (AS) meningkat. Dari laporan Pentagon, ada kenaikan 46 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di kuartal kedua (Q3) tahun 2021 ini, setidaknya 60 anggota personil Angkatan Darat melakukan aksi menghabisi nyawa mereka sendiri. Ini naik dari tahun sebelumnya, 41 orang.
Secara total, jumlah militer aktif dan cadangan yang meninggal karena bunuh diri di kuartal ini sebanyak 139 orang. Tahun lalu, angkanya 130 orang.
Laporan ini menambah fakta yang sebelumnya sudah pernah dirilis sebelumnya bulan lalu. Menggabungkan angkatan darat dan laut ada kenaikan 15 persen tingkat bunuh diri militer AS di 2020 dibanding tahun sebelumnya.
Mengutip data ada 580 tentara menghabisi nyawanya sendiri dibanding tahun 2019 504. Kenaikan signifikan terjadi pada kelompok pasukan semi militer aktif, Garda Nasional AS yang naik 35 persen.
“Penemuan ini meresahkan,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, dikutip dari Fox News, Kamis (14/10/2021).
“Tingkat bunuh diri si antara petugas layanan dan keluarga miliuter juga terlalu tinggi dan trannya tidak menunjukkan arah yang benar.”
Dalam sebuah makalah lain, penelitian AS menyimpulkan bahwa 30.177 personel militer aktif Amerika dan veteran yang terlibat dalam perang pasca peristiwa 9 September melakukan bunuh diri. Angka ini empat kali lebih besar dari 7.057 anggota layanan yang tewas dalam pertempuran. selama waktu itu.
Statistik tersebut muncul dalam sebuah laporan dari Cost of War Project, penelitian bersama antara Brown University dan Boston University.
“Kecuali pemerintah AS dan masyarakat AS membuat perubahan signifikan dalam cara kita mengelola krisis kesehatan mental di antara anggota layanan dan veteran kami, tingkat bunuh diri akan terus meningkat,” tulis makalah itu.
“Itu adalah biaya perang yang tidak bisa kami terima.” (cnbcindonesia)