seputar – Jakarta | Pengakuan seorang pebisnis wanita terkait dirinya menjadi selingkuhan Perdana Menteri Inggris membuat geger publik. Wanita asal Amerika Serikat (AS) bernama Jennifer Arcuri mengklaim sempat menjalin hubungan spesial dengan Boris Johnson.
Seperti dilansir dari Mirror dan Metro, Senin (29/3/2021) wanita berusia 35 tahun itu mengaku menjalin hubungan gelap dengan Johnson antara 2012-2016. Mereka kerap bertemu seminggu sekali dan Arcuri kerap mengirimkan foto-foto tanpa busana untuk kekasih gelapnya itu.
Keduanya pertama kali bertemu saat Johnson berbicara di sebuah acara pada tahun 2011, saat itu Arcuri masih menjadi mahasiswa jurusan bisnis, sebelum menjadi relawan kampanye untuk pemilihan kembali walikota pada tahun berikutnya.
Mereka semakin dekat usai saling bertukar nomor telepon dan makan malam di restoran dan bar di ibu kota.
Diketahui keduanya mulai bertemu ketika Johnson menjalani masa jabatan keduanya sebagai Wali Kota London, saat dia menikah dengan mantan istri dan pengacara Marina Wheeler. Arcuri mengaku keduanya memiliki ‘ketertarikan fisik dan intelektual’ yang sama dan memiliki panggilan khusus untuk Johnson, yaitu ‘Alexander yang Agung’.
Pengusaha di bidang teknologi itu mengaku perasaannya kini sudah berubah untuk Johnson. Ia mengecam Johnson sebagai pengecut karena tidak berdiri di sampingnya ketika hubungan mereka mendapat sorotan pada tahun 2019 karena dirinya dituduh memberinya ‘perlakuan istimewa’ sebagai wali kota.
“Kami menjalin hubungan intim selama empat tahun. Saya mencintainya, dan dengan tujuan baik. Tapi pria yang dulunya saya kenal kini sudah tidak ada lagi,” kata Arcuri kepada Mirror.
Pada 2019, isu hubungan spesial di antara keduanya mencuat karena Johnson dianggap memberikan perlakuan istimewa kepada Arcuri untuk usaha bisnisnya saat dia menjadi wali kota, mendorong penyelidikan oleh Balai Kota dan pengawas polisi.
PM Inggris itu menghindari penyelidikan kriminal setelah Independent Office for Police Conduct (IOPC) tidak menemukan bukti terkait dana 126 ribu Euro ( Rp 2,1 Miliar) yang diberikan ke Arcuri untuk mengamankan tempatnya dalam perjalanan perdagangan luar negeri yang dia pimpin.
Namun, pengawas mengatakan Johnson mungkin telah melanggar ‘prinsip Nolan’ – standar perilaku di kantor publik – melalui hubungannya dengan Arcuri.
Berbicara tentang kegagalan Johnson untuk membela dirinya selama tuduhan tersebut, Arcuri menyebut Johnson ‘pengecut’ dan mengatakan bahwa ‘sudah saatnya kita menyadari bahwa inilah dia’.
Dia menambahkan, ‘Pemimpin yang hebat itu karismatik, dan berani. Tak satu pun dari kata-kata ini yang akan saya gunakan untuk menggambarkan Boris Johnson. Downing Street menolak berkomentar terkait klaim Arcuri ini.(detik)