seputar-Medan | Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan mengingatkan sejumlah kawasan di Sumatera Utara (Sumut) akan dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Warga diminta mewaspadai potensi bencana alam akibat banjir tersebut.
Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan mengatakan sejumlah kawasan di Sumut khususnya lerang barat, lereng timur, dan pegunungan akan dilanda hujan. Tingginya intensitas hujan bisa memicu bencana alam susulan seperti longsor dan banjir.
“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat tersebut dapat berpotensi mengakibatkan longsor dan banjir,” kata Prakirawan BBMKG Wilayah I Medan, Martha R Manurung, Rabu (20/10/2021).
Secara umum kondisi cuaca di Sumut di siang hari berawan dan berpotensi hujan ringan hingga lebat di Kepulauan Nias, Langkat, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Simalungun, Humbang Hasundutan, Samosir, dan sekitarnya.
Pada sore-malam hari berpotensi hujan sedang hingga lebat di Kepulauan Nias, Medan, Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan, Labuhanbatu Utara, Labuhan Batu, Mandailing Natal, Tapanuli Utara, Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, Simalungun, Toba, dan sekitarnya.
Gelombang 4 Meter
BMKG juga mengingatkan adanya potensi gelombang tinggi melanda perairan Sumut-Aceh. Gelombang air laut diperkirakan mencapai 2,5 hingga empat meter.
“Waspadai gelombang 2,5 hingga empat meter di Samudera Hindia barat, baik di Sumut maupun Aceh,” ujar Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Medan, Sugiyono di Medan, Rabu (20/10/2021).
Selain itu, gelombang dengan ketinggian 1,5 sampai 3,5 meter diperkirakan juga melanda perairan utara Sabang, Selat Malaka dan timur Pulau Simeuleu, Aceh.
Gelombang tinggi juga akan melanda perairan timur Pulau Simeuleu hingga Kepulauan Nias di Sumut, lalu barat Simeuleu sampai Kepulauan Mentawai di Sumbar dan Samudera Hindia barat Sumatera.
“Gelombang tinggi ini akibat angin di wilayah perairan Sumatera bagian utara bertiup dari arah timur hingga barat dengan kecepatan sampai 15 knot,” terangnya.
Dia meminta agar transportasi di laut memperhatikan risiko keselamatan pelayaran, seperti perahu nelayan, kapal tongkang, kapal feri, kapal kargo dan lain sebagainya.
“Kita juga mohon supaya masyarakat yang tinggal, dan beraktivitas di pesisir pantai mewaspadai gelombang tinggi ini,” ucapnya. (inews)