seputar – Binjai | Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara (Provsu), Dra Rabiatun Adawiyah MPHR menyatakan, pil KB untuk menyusui merupakan pilihan KB terbaik bagi kaum ibu pasca-melahirkan dan bahkan ini juga dinyatakan mampu mencegah stunting pada anak.
Dikatakannya, program pil KB untuk ibu menyusui ini di Sumatera Utara sudah berjalan pada tahun 2021. Namun, di tahun 2022 KB jenis ini akan lebih digalakkan lagi, sekaligus sebagai upaya menekan angka putus pakai obat/cara KB (dropout) yang masih tinggi di Sumatera Utara.
“Pil KB untuk ibu menyusui ini sebenarnya sudah dimulai di tahun 2021 dan akan kita gebyarkan lagi di tahun 2022 ini,” ujarnya kepada wartawan usai mengikuti rangkaian kegiatan peluncuran pil KB bagi ibu menyusui untuk mendukung ASI eksklusif guna mencegah stunting yang peluncurannya dipusatkan di Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa timur secara video converence di Kantor DPPKB Kota Binjai pada Rabu (19/1/2022).
Rabiatun juga mengatakan, sebagai bentuk dukungan atas program ini, pihaknya akan mengusahakan dapat memenuhi kebutuhan pil KB menyusui yang diminta oleh daerah. Selain itu, juga pihaknya berencana akan mensinergikan dengan Program KB Pasca Persalinan (KBPP).
“Jika mereka selesai melahirkan di RS atau di faskes-faskes maka akan dibekali dengan pil khusus ibu menyusui kalau memang pilihan mereka tidak kepada Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP),” jelasnya.
Menurutnya, program pil KB bagi ibu menyusui ini sangat diminati oleh masyarakat. Ini dibuktikan dari akseptor yang berinteraksi langsung dengan kepala BKKBN Pusat pada peluncuran itu, dimana para akseptor mengaku telah merasakan manfaat KB bagi ibu menyusui. Selain dapat memperlancar ASI juga haid tepat waktu dirasakan oleh akseptor.
“Mereka selama ini tidak mengetahui manfaat penggunaan pil itu, dimana selama ini mereka berfikir jika menggunakan pil maka air susunya akan terganggu padahal ternyata setelah mendapat informasi yang benar artinya mereka tidak ada halangan menggunakan pil KB karena air susunya dapat berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Bagi masyarakat yang ingin memperoleh pil KB bagi ibu menyusui, dapat ditemui di semua fasilitas kesehatan atau faskes-faskes dan yang paling penting, pil KB ini gratis.
“Harapan kami khususnya BKKBN dimana program ini bersinergi dengan program penurunan angka stunting. Ketika pil ini sudah dikonsumsi secara rutin oleh para ibu-ibu yang baru melahirkan khususnya ini akan berdampak luas pada penurunan stunting di Sumut,” harapnya.
Ketua TP PKK Kota Binjai, Dra Hj Nurhayati Amir Hamzah yang juga hadir pada kegiatan itu mengatakan, pihaknya sangat mensuport penuh program pil KB bagi ibu menyusui ini. Apalagi, sebutnya, kader-kader PKK saat ini banyak juga yang baru melahirkan.
Karena itu ia mengimbau, agar kaum ibu yang sedang menyusui segera menggunakan pil KB bagi ibu menyusui yang gunanya juga untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
“Bagi kaum ibu yang melahirkan dan apalagi sudah nifas sebaiknya secepatnya dipakai untuk mencegah kelahiran yang tidak diinginkan, dua anak saja sudah cukup,” harapnya lagi.
Sedangkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Binjai, Drs Afwan Apt MM mengatakan, pihaknya yang merupakan ujung tombak di kabupaten/kota. Artinya, dengan adanya pil untuk ibu menyusui ini menambah pilihan KB bagi akseptor. Binjai sebutnya saat ini sudah 72 persen peserta KBnya. Jadi, dengan adanya pil ini nantinya bisa menambah persentase peserta KB di Kota Binjai.
“Selama ini penggunaan pil ini dinilai negatif dimasyarakat misalnya dapat membuat kegemukan, air susu tidak lancar, haid terganggu. Jadi, dengan adanya ini mungkin dengan petugas petugas lapangan kita nanti mensosialisasikan ini bisa menjadi pilihan yang lebih aman bagi peserta akseptor dan bisa menambah peserta KB,” jelasnya.
Terkait angka stunting di Binjai dibandingkan angka Sumut masih terbilang rendah, yaitu Sumut sekitar 25,8 persen sedangkan Binjai 21,7 persen. “Kita lebih rendah dari provinsi dan juga di bawah rata-rata nasional. Artinya dengan adanya ini bisa meningkatkan pendapatan keluarga sehingga dapat meningkatkan gizi masyarakat,” tandasnya.
Di hari yang sama kegiatan tersebut juga digelar di Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan yang digelar secara daring itu juga dilakukan temu wicara ibu pasca salin dan menyusui dengan Kepala BKKBN RI melalui video converence (Vidcon) yang diikuti peserta dari 3 Provinsi seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.
Pada pertemuan itu juga dilakukan tanya jawab antara ibu pasca-bersalin dan menyusui dengan Kepala BKKBN RI yang membahas seputar peluncuran pil KB bagi ibu menyusui dalam mendukung ASI eksklusif guna mencegah stunting.
Hal tersebut dilakukan dalam meningkatkan cakupan pemakaian kontrasepsi pasca persalinan pada ibu menyusui. Serta agar para pasangan usia subur (PUS), wanita usia subur (WUS) serta masyarakat luas mendapatkan informasi ketersediaan pil KB progestin bagi ibu menyusui dalam mendukung ASI eksklusif guna mencegah stunting.
Vera warga Kota Binjai yang mengaku baru melahirkan pada 3 bulan yang lalu dan belum menggunakan pil KB. Ia menanyakan apakah pil BK cocok digunakan selesai melahirkan dan apakah bisa menghambat produksi ASI nanti.
Pertanyaan tersebut dijawab Kepala BKKBN RI Dr (HC) dr Hasto Wardoyo Sp.OG (K) yang mengaku bahwa pil KB sangat baik digunakan oleh ibu dan tidak menghambat ASI.
“Pil KB yang hanya mengandung satu hormon namanya estrogen itu tidak menghambat ASI bahkan mendukung untuk pemberian ASI,” jelasnya. (Rel/YN)