seputar – Medan | Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) akan merevitalisasi tiga peninggalan sejarah, yakni Pesanggrahan Bung Karno di Parapat, Berastagi dan Kotanopan.
Pelestarian warisan budaya ini dianggap penting sebagai bagian destinasi pariwisata dan sumber ilmu pengetahuan bagi para generasi penerus.
“Proklamator atau Presiden Indonesia pertama Sukarno pernah diasingkan dan berorasi di lokasi ini. Perlu diremajakan kembali karena sudah banyak yang rusak dan berubah karena diperbaiki dengan cara salah,” kata Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Musa Rajekshah alias Ijeck, Jumat (14/1).
Dia mengatakan Pemprov Sumut merasa revitalisasi harus dilaksanakan dengan baik dan menggandeng tim ahli agar anggaran untuk proyek ini tidak sia-sia dan bermanfaat hingga jangka panjang.
“Kami tidak mau renovasi biasa-biasa saja. Maka kami gandeng yang memang ahlinya dari Beranda Warisan Sumatra juga dari Jakarta ada Pak Mujib dan Ibu Vera yang memetakan kembali daerah-daerah yang pernah didatangi Bung Karno,” ungkap Ijeck.
“Saya mau anggaran yang dikeluarkan itu tepat guna sasaran, tidak berulang-ulang ke tempat yang sama,” ujarnya.
“Saya berharap tempat Pesanggrahan Bung Karno ini jadi tempat edukasi bagi generasi penerus bahwa bangsa ini merdeka tidak sendiri dan tidak mudah. Selain itu juga jadi destinasi pariwisata di Danau Toba, Berastagi dan di Madina,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Penelitian dan Kebijakan Publik BWS Isnen Fitri menyampaikan bangunan Vila Pesanggrahan Bung Karno di Berastagi, Parapat dan Kotanopan memiliki nilai historis yang tinggi.
Hal itu dikarenakan Sukarno pernah ditahan kurang lebih satu bulan di Berastagi dan 12 hari di Parapat.
“Sementara itu di Pesanggrahan Kotanopan Bung Karno pernah berpidato membangkitkan semangat kepada rakyat Indonesia yang saat itu terancam kemerdekaannya oleh Belanda,” tutur Isnen Fitri.
“Ketiga bangunan tipikal seperti ini tidak banyak lagi yang masih berdiri di Sumatera Utara artinya bangunan vila ini memiliki nilai kelangkaan,” ujarnya.
Isnen Fitri juga menjelaskan kondisi bangunan di tiga tempat tersebut sudah banyak perubahan, baik di dinding, pintu, jendela, atap dan lainnya.
“Konsep perawatan dan pengembangan sebelumnya tidak mengacu kepada pelestarian cagar budaya. Inti dari ekonomi warisan adalah kesejahteraan rakyat dan kelestarian alam.”
Melihat kesiapan Pemerintah Provinsi Sumut, Budayawan Mujib optimistis tiga lokasi Pesanggrahan Bung Karno akan menjadi ikon Sumut yang tidak dimiliki oleh provinsi lain.
“Harapan saya ini jangan hanya sebatas tiga lokasi ini aja yang direvitalisasi, tapi nanti juga dikembangkan lagi sampai bertaraf internasional seperti Tembakau Deli,” paparnya.(CNN)