VIRAL aksi pawang hujan di gelaran MotoGP Mandalika pada hari Ahad lalu. Aksi pawang hujan bernama Rara Istiani Wulandari itu memunculkan polemik di tengah masyarakat luas. Lantas, bagaimana hukumnya menurut ajaran agama Islam?
Ustaz Abdul Somad (UAS) sudah lama membahasnya. Ia mengatakan pawang hujan harus memohon doa hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Tidak boleh melakukan ritual-ritual ataupun persyaratan yang kotor karena disinyalir melibatkan jin.
Baca juga: Lebih Ampuh dari Pawang Hujan, Karomah Mbah Moen Ini Bikin Takjub Jamaah
“Kalau mintanya sama Tuhan, tidak ada syarat-syarat yang kotor, kita sama-sama mendoakan kepada Allah, tak masalah,” ucap Ustaz Abdul Somad dalam video di kanal YouTube Bang Jaynouar yang tayang pada 11 Agustus 2017.
Dia melanjutkan, namun sebaliknya, jika pawang hujan meminta penghentian hujan itu menggunakan syarat-syarat tertentu, seperti sesajen ataupun mantra-mantra, maka hal tersebut sama saja menyekutukan Allah Subhanahu wa ta’ala. Ini tentu saja tidak diperbolehkan dalam ajaran agama Islam.
“Tapi kalau dengan syarat-syarat bathil, minta kepada jin, mereka makin durhaka kepada Allah Subhanahu wa ta’ala,” sambung UAS.
Seperti dilansir nu.or.id, sebenarnya memohon meredakan hujan pernah dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam semasa hidupnya. Sebagaimana diterangkan dalam Sahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Anas, Nabi pernah berdoa:
Allahumma hawalayna wa la ‘alayna, Allahumma alal akami wad thirobi, wa buthunil audiyyati wa manabitis syajari.
Artinya: “Ya Allah turunkanlah hujan di sekitar kami, dan jangan turunkan kepada kami untuk merusak kami. Ya Allah turunkanlah hujan di dataran tinggi, beberapa anak bukit, perut lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.
Doa di atas menunjukkan betapa manusia hanya bisa berdoa mengharap belas kasihan ketika berhadapan dengan kekuatan alam yang merupakan tajjaliy dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Bahkan, hanya sekadar mengatur air pun manusia tidak mampu. Dengan begitu, berhentinya hujan ataupun turunnya hujan memang dapat terjadi, tapi hanya atas izin dan kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa. Wallahu a’lam bishawab.
Biodata dan Agama Rara
Nama Rara Isti Wulandari belakangan ramai menjadi perbincangan. Banyak yang penasaran dengan biodata dan agama dari mbak Rara, sang pawang hujan di Sirkuit Mandalika.
Aksi mbak Rara saat menghentikan hujan dalam ajang MotoGP Mandalika 2022 memang cukup menyita perhatian masyarakat. Bahkan pemberitaan tentang dirinya yang mampu menghentikan hujan, sudah mulai viral sejak kemarin.
Dalam video yang beredar luas, mbak Rara terlihat mengenakan jaket berwarna hitam merah dengan aksen tenun di bagian lengannya. Ia bahkan terlihat melintasi area balapan tanpa menggunakan alas kaki, sembari mengenakan helm proyek berwarna putih.
Hal tersebut membuat publik terkesima dengan aksinya. Bahkan salah satu pembalap MotoGP, Fabio Quartararo, sempat mengikuti gerakan mbak Rara saat berusaha menghentikan hujan.
Mbak Rara sendiri diketahui memiliki nama lengkap Raden Roro Istiati Wulandari. Ia lahir pada 22 Oktober 1983 di Papua, sehingga saat ini mbak Rara sudah berusia 38 tahun.
Ia diketahui menetap di Bali, dan merupakan seorang indigo. Mbak Rara diketahui mampu untuk membaca tarot dan mendapatkan kemampuan spesialnya sejak masih kecil, berkat ayahnya yang selalu mendampinginya.
Untuk menghentikan hujan, mbak Rara memiliki mantra-mantra khusus. Bahkan dalam penampilannya kemarin, mbak Rara terlihat membawa singing bowl atau mangkok emas saat menjalankan ritual tersebut.
Bukan hanya itu, wanita yang menganut kepercayaan kejawen ini tidak boleh berada dalam kondisi lapar saat menjalankan ritual menghentikan hujan. Kendati demikian, Rara disebut tidak mengkonsumsi daging dari hewan berkaki empat.
Rara juga dikabarkan tidak menikah. Namun, beberapa waktu belakangan ini sempat muncul pemberitaan seorang remaja yang mengaku merupakan anak dari Rara menangis, saat ibunya dihina oleh netizen lantaran aksinya pemberhentikan hujan.
Mbak Rara juga sudah disebut merupakan langganan dari event-event besar yang diselenggarakan di Indonesia. Bukan hanya MotoGP Mandalika 2022, ia juga sempat menjadi pawang hujan untuk acara vaksinasi massal, kampanye Presiden Jokowi, hingga upacara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. (okezone)