seputar-Medan I Apa makna Batik untukmu? Batik, yang merupakan hasil karya perpaduan keahlian dan kreativitas seni manusia, adalah identitas bangsa Indonesia.
Batik juga telah menjadi penopang sektor ekonomi yang penting bagi sebagian masyarakat. Pada tahun 2021, sekitar 18,000 usaha Batik kecil dan menengah tercatat di Kementerian Industri Republik Indonesia.
Dan sejak tahun 2009, Batik juga diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau Warisan Budaya tak Benda.
“Namun, bisakah kita yakin dalam 20-30 tahun kedepan, kita masih bisa mengagumi keindahahan karya Batik Tulis yang dibuat oleh tangan?” ungkap Mohamad Djelid, Direktur UNESCO Jakarta.
Dalam hal ini maka pelibatan para generasi muda adalah sebuah kewajiban. Dan karenanya, kita harus memberdayakan generasi muda dalam mengembangkan nilai warisan budaya ini kedepannya.
Inilah alasan mengapa UNESCO dan Citi Indonesia memulai program untuk mengembangkan kewirausahaan budaya melalui generasi muda guna memastikan tradisi warisan dunia tetap berlanjut melalui pengembangan usaha yang keberlanjutan.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi, sangat sepakat bahwa melibatkan generasi muda adalah kunci untuk memastikan bahwa upaya pelestarian warisan budaya, seperti batik, bisa terus berlangsung dan tidak punah.
“Dalam tahun keempat dukungan kami terhadap program ini, Citi sangat bangga melihat bahwa meski didera pandemi, program Kita Muda Kreatif bisa terus memberi manfaat positif kepada para peserta program maupun masyarakat di sekitarnya,” kata Batara.
Sejak penerapan pembatasan kegiatan masyarakat oleh pemerintah untuk mengurangi laju penyebaran Covid-19, program Kita Muda Kreatif telah sukses menjangkau lebih dari 400 wirausaha muda dan mendampingi mereka untuk terus produktif dan kreatif dalam usahanya.
Hingga kini, program Kita Muda Kreatif telah menjangkau 600 generasi muda sebagai penerima di beberapa wilayah Indonesia disekitar situs warisan dunia.
Meski pandemi masih berlangsung, para wirausaha muda kreatif tetap menjaga semangat mereka untuk melanjutkan serta menjelajah berbagai kesempatan yang beragam untuk menjaga agar Batik agar tetap lestari.
Banyak inisiasi kreatif yang lahir dari mereka, seperti mengembangkan masker dari batik sebagai sebuah fashion statement yang baru ; mengembangkan serta membangkitkan kembali teknik pewarnaan alami dengan bahan dari alam, bahkan membuat paket membatik gerabah untuk anak-anak sehingga meski di rumah saja, anak –anak tetap bisa belajar membuat batik.
“Batik adalah warisan budaya kita. Ini adalah tanggung jawab kita untuk mencintai dan menjaganya,” ungkap Khaleili Nungki Hashifah, pemilik Creative Batik di Yogyakarta dengan semangat.
Ia sangat senang karena Kita Muda Kreatif tetap mendukung para pembuat batik muda untuk mengembangkan bisnis berkelanjutan sehingga pihaknya mampu untuk berkontribusi dalam pelestarian budaya.
Rekna Indri, pemilik Batik Kani di Klaten menambahkan, ada banyak candi di Klaten sebagai salah satu warisan dunia yang menakjubkan dan kaya dengan cerita serta filosofi.
Kekagumannya pada candi dan filosofi reliefnya kemudian menginspirasi dirinya untuk membuat karya batik dengan motif relief candi.
Dalam Hari Batik Nasional 2021 yang jatuh pada 2 Oktober, UNESCO dan Citi Indonesia menggelar cerita para generasi muda yang teguh menjaga tradisi batik dalam kehidupan mereka.
Dalam acara ini selain dihadirkan tur virtual ke desa-desa pembatik di wilayah Klaten, Jawa Tengah, juga ada kuis-kuis menarik serta pasar virtual yang menampilkan karya para pembatik muda yang sayang untuk dilewatkan.
E. Ratna Utarianingrum, Direktur Industri Aneka & IKM Kimia, Sandang & Kerajinan, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia mengapresiasi terselenggaranya kegiatan virtual tour of batik village serta memfasilitasi online batik fest yang mempromosikan penjualan hasil karya pembuat batik muda, desainer, serta para pengusaha kreatif berbasis budaya, serta para pengrajin lainnya.
“Besar harapan kami acara ini dapat memberi dampak positif yang signifikan kepada para pengusaha muda kreatif khususnya pada sektor industri wastra khususnya batik dan produk-produk turunan lainnya. Syukur-syukur, kalau kita mau membatik kita arahkan ke warna-warna alami yang mana warna alami ini ramah lingkungan,” ucap E.Ratna saat memberi sambutan dalam pembukaan acara.
H. Taj Yasin Maimoen Wakil Gubernur Jawa Tengah mengatakan, dengan meningkatnya kualitas batik dan meningkatnya masyarakat mencintai batik, maka batik menjadi tumpuan ekonomi.
” Meningkatnya kualitas batik dan meningkatnya masyarakat mencintai batik, maka batik menjadi tumpuan ekonomi,” kata TajbYasin saat membuka perayaan virtual tersebut.
Perayaan virtual ini adalah salah satu bagian dari program Creative Youth at Indonesian Heritage Sites, yang dilaksanakan oleh UNESCO Jakarta dan Citi Indonesia dibawah dukungan Citi Foundation – yang juga dikenal sebagai Program Kita Muda Kreatif.
Program ini menyediakan peningkatan kapasitas usaha kepada 400 wirausaha muda yang mengembangkan industr kreatif dan produk budaya di sekitar situs UNESCO dan destinasi wisata populer lainnya di Indonesia. (Siong/REL)