seputar – Jakarta | Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melaporkan gerhana bulan total perige atau Super Blood Moon akan terjadi pada tanggal 26 Mei 2021. Fenomena itu terakhir kali terjadi pada tahun 2019.
“Setelah gerhana bulan total terjadi pada 2019 silam dan tidak terjadi sepanjang 2020, di tahun 2021 ini Bulan akan mengalami gerhana bulan total,” kutip LAPAN dalam laman resmi, Rabu (19/5).
LAPAN menyampaikan Super Blood Moon terjadi akibat konfigurasi Bulan, Bumi dan Matahari yang membentuk satu garis lurus dan Bulan berada di sekitar simpul orbitnya, perpotongan antara orbit Bulan dengan ekliptika sehingga Bulan memasuki bayangan umbra Bumi.
LAPAN membeberkan gerhana itu akan berlangsung dengan durasi parsialitas selama 3 jam 8 menit 12 detik. Sedangkan durasi totalitas cukup singkat, yakni selama 18 menit 28 detik.
Puncak gerhana diprediksi akan terjadi pada pukul 18.18.43 WIB/ 19.18.43 WITA/ 20.18.43 WIT (delta T = 69 detik) dengan magnitudo umbra 1,0153 dan magnitude penumbra 1,9787.
“Gerhana kali ini dapat disaksikan ketika Bulan terbit dari arah Timur-Tenggara hingga Tenggara dekat konstelasi Scorpius,” kata LAPAN.
Wilayah pengamatan Gerhana Bulan
LAPAN menyampaikan provinsi Papua akan mengalami seluruh fase gerhana sejak P1 (awal penumbra) hingga P4 (akhir penumbra).
Sedangkan Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo bagian Timur, Sulawesi Tengah bagian Timur, Kepulauan Selayar dan Sulawesi Tenggara hanya dapat menyaksikan fase U1 (awal sebagian) hingga P4.
Sementara itu, Aceh, Pulau Nias bagian Utara dan sebagian kecil Sumatera Utara bagian Barat hanya bisa menyaksikan fase P3 (akhir sebagian) hingga P4.
Sebagian besar Sumatera Utara termasuk Pulau Nias bagian Selatan dan Kepulauan Batu, Sumatera Barat, dan Riau bagian Barat hanya bisa menyaksikan fase U3 (akhir total) hingga P4 dikarenakan Bulan sudah mengalami gerhana total ketika terbit.
“Selebihnya, wilayah dari Riau bagian Timur hingga Lampung dan Kepulauan Riau, pulau Jawa, pulau Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Gorontalo bagian Barat hingga Sulawesi Selatan dapat menyaksikan fase U2 (awal total) hingga P4 dikarenakan Bulan sudah mengalami gerhana sebagian ketika terbit,” kata LAPAN.(cnn indonesia)