seputar-Jakarta | Survei Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) mengungkap Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Marzuki Mustamar menjadi kandidat favorit ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Bahkan, elektabilitas Marzuki mengalahkan petahana Said Aqil Siroj.
Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam menyebut tingkat keterpilihan Marzuki hampir 25 persen. Elektabilitas Marzuki pun unggul hampir 10 persen dari Said Aqil.
“Calon Ketua Umum PBNU yang didukung warga Nahdliyyin di posisi pertama adalah KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jawa Timur, dengan dukungan tertinggi sekitar 24,7 persen,” kata Umam dalam keterangan tertulis, Kamis (7/10/2021).
Posisi kedua pun tidak ditempati Said Aqil. Urutan kedua diduduki kiai asal Jawa Timur Hasan Mutawakkil Alallah dengan elektabilitas 14,8 persen.
Said Aqil hanya bertengger di posisi ketiga. Tingkat keterpilihan ketua umum petahana itu pun ditempel ketat oleh ulama kharismatik Bahaudin Nursalim.
“KH Said Aqil Siroj 14,8 persen yang juga incumbent Ketum PBNU saat ini, KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha 12,4 persen, KH Yahya Cholil Staquf 3,7 persen,” ucapnya.
Umam berkata hasil survei ini menunjukkan keinginan warga Nahdliyyin melakukan suksesi kepemimpinan. Menurutnya, nama-nama baru menjadi bukti betapa kuatnya keinginan itu.
“Munculnya nama-nama baru dengan dukungan warga Nahdliyyin yang memadai di bursa ini, juga bisa dipengaruhi oleh kuatnya aspirasi regenerasi kepemimpinan, untuk menghadirkan warna NU yang lebih fresh dan dinamis,” tuturnya.
Survei dilakukan pada 23 Maret- 5 April 2021 dengan melibatkan 1.200 orang responden. Sebanyak 30,2 persen responden menyatakan kedekatan dengan NU. Survei ini memiliki ambang batas kesalahan 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Siap Maju Ketum PBNU Lagi
Sementara itu jelang pelaksanaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) pada 23-25 Desember mendatang, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mulai bersafari ke sejumlah pondok pesantren besar di Jawa Timur.
Kunjungan ini dilakukan di tengah ramainya isu yang menyebutkan bahwa ia akan kembali mencalonkan diri sebagai kandidat Ketua Umum PBNU, tiga periode.
Dengan didampingi Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Said berkunjung ke Pesantren Lirboyo Kota Kediri, dan Pesantren Al-Falah di Ploso di Kabupaten Kediri. Setelahnya, ia juga berziarah ke makam para pendiri dan tokoh NU di Jombang, yakni di Pesantren Tebuireng, Pesantren Denanyar, dan Pesantren Tambak Beras.
“Ziarah kubur itu merupakan prinsip saya, saya kemana-mana masuk daerah kalau ada makam aulia pasti ziarah, apalagi ke pendiri NU,” kata Said, Kamis (7/10).
Ia menolak jika kunjungan dan ziarah makamnya ke Jatim ini dikaitkan dengan safari jelang muktamar NU, lantaran waktunya yang berdekatan. Ziarah ini, katanya, baru dilakukan lantaran dua tahun sebelumnya kegiatan ini terhalang karena pandemi Covid-19.
“Karena pandemi Covid-19 jadi tersendat, dua tahun ini tidak ziarah ke sini,” ucapnya.
Meski demikian, Said mengaku siap maju menjadi calon Ketum PBNU, bila memang diminta oleh para kiai dan pengurus NU untuk mengabdi di periode ketiganya nanti.
“Kalau diminta [kiai] saya harus maju. Kalau enggak, ya, enggak,” ucapnya.
Sebelumnya, safari serupa juga dilakukan oleh Katib Aam PBNU, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya, yang juga Kakak dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Gus Yahya yang juga santer digadang-gadang maju menjadi Ketum PBNU itu, sebelumnya sempat berkunjung Pesantren Sidogiri, Pasuruan; Pesantren Al Falah Ploso, Kediri; dan Pesantren Lirboyo, Kediri. (cnnindonesia)