seputar-Jakarta | Prabowo Subianto saat ini menjadi bakal calon presiden dengan dukungan paling kuat, seiring dengan bergabungnya Partai Demokrat. Kini Menteri Pertahanan ini didukung empat partai parlemen, menjadi koalisi paling gemuk dibandingkan dengan pesaingnya.
Sebagai informasi Prabowo didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Bulan Bintang (PBB), dan Demokrat. Dengan demikian koalisi ini menguasai 264 kursi parlemen atau 45%.
Meskipun begitu, koalisi gemuk tidak selalu memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) seperti yang telah terjadi sebelumnya. Misalnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendapat dukungan dari Koalisi Indonesia Hebat yang terdapat empat partai parlemen dan satu partai non-parlemen yaitu PDIP, PKB, NasDem, Hanura, dan PKPI (non-parlemen).
Sedangkan, Koalisi Merah Putih yang mendukung Prabowo pada 2014 diisi dengan lima partai parlemen dan satu non-parlemen diantaranya Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Bulan Bintang/PBB (non-parlemen).
Dengan dukungan partai yang lebih banyak, kubu Prabowo tidak mampu mengalahkan Joko Widdo (Jokowi) yang berpasangan dengan Jusuf Kalla pada Pilpres kala itu.
Prabowo pada Pemilu 2014 tidak hanya memiliki dukungan yang lebih gemuk. Hasil perhitungan suara menunjukkan kubu Prabowo juga mendapat perolehan suara lebih banyak dibanding Jokowi.
Data menunjukkan koalisi Prabowo mampu memenangkan hasil suara dan kursi pada Pemilu 2014. Koalisi Prabowo memenangkan Pileg 2014 dengan memperoleh total sekitar 61,1 juta suara, sedangkan kubu Jokowi hanya memenangkan 51,1 juta suara.
Demikian pula secara perhitungan kursi, koalisi Jokowi hanya mendapat 207 kursi parlemen, sedangkan kubu Prabowo memperoleh 292 kursi.
Kendati demikian, hasil suara sah menunjukkan perolehan suara Prabowo hanya memperoleh 62,5 juta suara (46,85%) dan Jokowi memperoleh 70,99 juta suara (53,15%). Berdasarkan perhitungan tersebut, Jokowi memenangkan Pilpres 2014.
Meski memenangkan kursi, Prabowo tidak mampu memenangi pilpres kala itu. Hal ini mengindikasikan bahwa kekuatan koalisi dibalik capres yang diusung tidak dapat memastikan kemenangan capres tersebut.
Fenomena Pilpres 2014 Terulang di Pilpres 2024?
Di sisi lain, peta Pilpres 2024 kali ini Prabowo kembali mendapat dukungan partai terbanyak dari koalisi kali ini dibandingkan dua calon presiden lainnya. Kubu Prabowo pada pilpres 2024 didukung empat partai dengan dua partai non-parlemen yaitu Gerindra, Golkar, Partai Demokrat, PAN, Partai Gelora (non-parlemen) serta PBB (non-parlemen).
Ganjar Pranowo didukung empat partai dengan dua di dalamnya non-parlemen yaitu PDIP, PPP, Hanura (non-parlemen), dan Perindo (non-parlemen). Anies Baswedan menjadi calon dengan dukungan paling sedikit, hanya tiga partai yaitu Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PKS. (cnbcindonesia)