seputar-Jakarta | Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) bermohon dan berharap tragedi Kanjuruhan tidak membuat Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) memberikan sanksi berat dan membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia pada 2023 mendatang.
Tragedi yang menewaskan sebanyak 153 orang terjadi pada pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam.
Tentunya tragedi ini menimbulkan kekhawatiran dibatalkannya penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Pasalnya, FIFA sebagai otoritas tertinggi sepak bola dunia sangat menjunjung tinggi keselamatan para pelaku dan penonton olahraga ini.
Maka dari itu pihak PSSI bakal bergerak cepat agar Indonesia tetap bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
“Kita selalu membangun komunikasi dengan FIFA. Tentu kita berharap ini tidak menjadi rujukan dan landasan bagi FIFA dalam mengambil keputusan-keputusan yang tidak baik dan tidak menguntungkan bagi Indonesia,” tutur Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, dalam jumpa pers di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Minggu (2/10/2022).
Ia menyatakan PSSI tetap bakal terus berkomunikasi dan menyampaikan laporan kepada FIFA. Tragedi ini bukan kasus perkelahian antarsuporter atau kerusuhan yang saling bertikai.
“Jadi pada kasus ini korban lebih kepada tertumpuknya penonton dalam sebuah pintu. Terjadi kerumunan yang bahkan sampai desak-desakan, sampai ada yang terinjak dan jatuh hingga akhirnya meninggal dunia,” ungkap Yunus.
Ia menjelaskan, FIFA bisa saja langsung datang ke Indonesia untuk melihat langsung perkembangan investigasi tragedi Kanjuruhan.
“Tapi kita tahu, FIFA dan AFC tidak ambil keputusan terburu-buru, bisa saja mereka kalau ini dipandang perlu untuk kepentingan sepak bola dunia. Kami akan membangun komunikasi dengan FIFA terus menerus agar Indonesia tidak terkena sanksi,” ucap Yunus.
“FIFA bisa saja akan berkunjung ke Indonesia secara jelas dan nyata mendengar kejadian tragedi Kanjuruhan,” kata Yunus.
Yunus Nusi menyebut pihaknya sudah memberikan laporan kepada FIFA terkait tragedi Stadion Kanjuruhan usai pertandingan kedua tim tersebut. PSSI kini masih melakukan investigasi untuk mengusut insiden itu.
“Sudah ada komunikasi dengan FIFA dan FIFA sudah minta laporannya,” kata Yunus
Ia menjelaskan tadi malam dan paginya, Wakil Sekretaris Jenderal PSSI sudah melakukan komunikasi ke FIFA. PSSI sendiri saat ini sedang menunggu hasil investigasi yang dilakukan pihak kepolisian.
“Lalu, kami akan menunggu hasil investigasi, dari kepolisian, apapun hasilnya. Hari ini kami tidak bisa menyampaikan secara singkat, kami akan tunggu sore hingga malam ini hasil kunjungan ketua umum dan komdis (komisi disiplin) PSSI ke Malang,” ungkap Yunus.
Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).
Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya. Suporter pun turun ke lapangan setelah laga derby Jawa Timur itu usai dan terjadilah kericuhan yang membuat aparat turun tangan.
Suporter tuan rumah dan pihak kepolisian bentrok di lapangan, aparat melepas gas air mata. Hingga, korban jiwa berjatuhan sampai ratusan jiwa. (beritasatu)