seputar-Tokyo | Kontingen Indonesia masih belum bisa menambah perolehan medali di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Indonesia masih dengan satu medali perak dan dua medali perunggu hingga Selasa (31/8/2021) malam WIB.
Medali perak Indonesia disumbangkan Ni Nengah Widiasih dari cabang olahraga (cabor) angkat besi kelas 41 kg putri. Dia berhasil meraih perak yang merupakan medali pertama Indonesia di ajang ini.
Kemudian satu medali perunggu diraih Sapto Yogo Purnomo dari cabor atletik nomor 100 meter T37 putra. Lalu medali perunggu lainnya didapat David Jacobs di cabor tenis meja.
Catatan ini membawa tim Merah Putih kembali melorot ke urutan ke-59. Indonesia turun tiga peringkat setelah pada satu hari sebelumnya berada di posisi ke-56.
Pada gelaran hari keenam ini, perenang Syuci Indirani masih belum berhasil menembus babak final. Berlaga di nomor gaya ganti perorangan SB14 putri, Syuci finish di peringkat 13 dari hasil keseluruhan.
Syuci yang bertanding pada heat 2 hanya mencatatkan waktu 2 menit 40,46 detik dan finis ke empat dari enam atlet yang ada pada sesi tersebut. Dia tertinggal 13,62 detik dari pemenang pada heat 2, Valeriia Shabalina.
Dengan hasil ini, langkah Syuci di Paralimpiade Tokyo 2020 terhenti sudah setelah gagal melaju ke final pada tiga nomor berbeda.
Sebelumnya, Syuci juga belum mampu meraih hasil maksimal saat turun di nomor 100 m gaya kupu-kupu SM14 putri dan nomor 100 m gaya dada SM14.
Dari persaingan negara-negara Asia Tenggara, posisi Indonesia juga masih berada di bawah tiga negara lain. Thailand berada di peringkat 43 diikuti oleh Malaysia di 47, dan Singapura di urutan 51.
Sementara keadaan klasemen di papan atas belum mengalami perubahan. Tiongkok masih menjadi pemuncak klasemen dengan perolehan 62 emas, 38 perak, dan 32 perunggu.
Kemudian di urutan kedua ada Britania Raya dengan perolehan 29 emas, 23 perak, dan 28 perunggu. Diikuti dengan Refugee Paralympics Committee (RPC) yang naik ke posisi tiga dengan perolehan 25 emas, 16 perak, dan 33 perunggu. (sportstar)