SHIN Tae-yong tak pernah melakukan selebrasi berlebihan ketika Timnas Indonesia U-23 menjebol gawang Korea Selatan U-23. Bahkan Shin Tae-yong hanya menerima pelukan saat tendangan penalti Pratama Arhan memastikan kemenangan Timnas Indonesia U-23 atas Korea Selatan U-23. Namun kerisauan Shin Tae-yong karena mengalahkan tim dari negaranya sendiri tak menyurutkan para pemain untuk memaksa sang pelatih selebrasi bersama bahkan hingga diangkat oleh Rizky Ridho cs.
Timnas Indonesia U-23 memastikan lolos ke babak semifinal Piala Asia U-23 usai menang adu penalti dengan skor akhir 2(11)-2(10) di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Jumat (26/4/2024) dini hari WIB.
Shin Tae-yong mengakui melawan negaranya sendiri menjadi dua sisi mata pisau yang sama-sama menyakitkan baginya. Dengan kemenangan tersebut Shin Tae-yong merasa dicap sebagai pengkhianat negara. Namun di Korea Selatan, ternyata bukan Shin Tae-yong yang menjadi sosok antagonis dalam kekalahan Korea Selatan.
Publik justru menyoroti Federasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) yang dipimpin oleh Chung Mong-gyu yang dianggap harus bertanggung jawab atas kemunduran sepak bola Korea Selatan di tingkat Asia.
Ini bukan kali pertama Korea Selatan dipermalukan. Sebelumnya tim senior pun tersingkir dari perebutan juara Piala Asia setelah kalah dari Yordania di babak semifinal. Padahal, Yordania adalah tim yang baru pertama kali mencicipi babak semifinal Piala Asia dalam sejarah sepak bola mereka.
Belum lagi skandal lain seperti drama Lee Kang-in dan Son Heung-min yang membuat wajah sepak bola Korea Selatan tercoreng. Pelatih Korea Selatan, Jurgen Klinsmann pun dikorbankan KFA sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam kegagalan meraih gelar juara.
Alih-alih segera menunjuk pelatih untuk memimpin Korea Selatan di agenda Kualifikasi Piala Dunia 2026, pelatih U-23 Hwang Sun-hong pun justru diminta memimpin Son Heung-min cs pada laga back to back melawan Thailand.
Korea Selatan memang menang dari Thailand, namun fokus Hwang Sun-hong yang terbagi dianggap membuat persiapan Korea Selatan U-23 tidak maksimal.
Kecaman pun diberikan warga Korea Selatan agar Chung Mong-gyu mundur dari jabatannya. Tak terkecuali oleh Wali Kota Daegu, Hong Jun-pyo.
Pria yang juga pemilik klub K-League 1, Daegu FC ini menyalahkan Chung Mong-gyu sebagai sosok yang membuat Korea Selatan gagal pertama kalinya menembus Olimpiade untuk 10 kali secara beruntun.
“Anda melepas banyak pelatih dalam negeri hanya untuk mendatangkan pelatih asing yang tak memiliki ikatan, jadi berhentilah merusak sepak bola Korea,” tulis Hong Jun-pyo dikutip dari laman Ilpyo.
Hong Jun-pyo sama sekali tak menyalahkan Shin Tae-yong. Justru Shin Tae-yong turut menjadi korban KFA karena dianggap sebagai kambing hitam saat kegagalan Korea Selatan di Piala Dunia 2018 silam.
Bahkan Shin Tae-yong tak mendapatkan kejelasan atas nasibnya di timnas pada 2018 silam hingga akhirnya sang pelatih dibajak oleh PSSI pada akhir 2019.
Sosok Jurgen Klinsmann yang didatangkan oleh Chong Mong-gyu pun dianggap sebagai sosok gagal karena kegagalan Korea Selatan.
“Saya mengatakan ini sebagai pemilik sepak bola profesional,” tegas sang Wali Kota. (tvonenews)