seputar-Jakarta | Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meninggal dunia. Kabar duka itu cepat menyebar di jejaring media sosial. Pria kelahiran Medan 18 Agustus 1964 itu dikabarkan meninggal akibat terinfeksi Covid-19.
Berdasar informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Neta sempat jadi wartawan Surat Kabar Harian (SKH) Merdeka di Jakarta 1984. Di media yang sama, Neta juga naik jabatan menjadi Redaktur Pelaksana (Redpel) pada 1991.
Dua tahun setelahnya, yakni 1993, Neta pindah ke Harian Terbit sebagai Redpel. Lalu pada 2002-2004, Neta S Pane juga pernah menjabat sebagai Wakil Pemimpin Rekdaksi Surat Kabar Jakarta, sebelum akhirnya menjadi Ketua Presidium IPW pada 2004 hingga akhir hayatnya.
Melalui IPW, Neta S Pane yang merupakan putra pasangan Tapi Rumondang Siregar dan Endar Pane itu kerap kritis pada sejumlah kasus kepolisian. Seperti kasus rekening gendut sejumlah pejabat kepolisian, para perwira Polri yang diduga menerima suap dari Gayus Tambunan.
Selain berkarir menjadi aktivis di IPW, Neta juga produktif dalam menulis seperti buku, karya ilmah, dan sastra.
Neta S Pane juga menjadi dosen tidak tetap di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Universitas Muhammadiyah, dan sejumlah kampus lainnya.
Sebelumnya beredar kabar kepergian Ketua Presidium IPW Neta S Pane. Ia meninggal di RS Mitra Keluarga, Bekasi Barat, Rabu (16/6/2021) pagi.
“Semoga almarhum H. NETA SAPUTRA PANE diterima amal ibadahnya, diampuni segala kesalahannya dan dilapangkan kuburnya. Insyaallah memperoleh tempat terbaik di sisi-Nya,” demikian bunyi pesan itu.
Kabar duka itu dibenarkan oleh putra Neta S Pane, Fajar.
“Iya benar, meninggal dunia pukul 10.30 WIB,” kata Fajar saat dihubungi, Rabu (16/6/2021).
Sementara itu, rekan Neta S Pane, Data mengatakan, dirinya pun membenarkan jika pria kelahiran Medan 18 Agustus 1964 itu meninggal dunia.
“Iya, saya ingin berangkat ke rumah sakit, nanti ya,” tutupnya. (okezone)