seputar-Jakarta | Sejumlah perbedaan terlihat dalam penyelenggaraan upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8/2020).
Deputi bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menyatakan, perbedaan utama terlihat dari jumlah peserta yang menghadiri upacara. Biasanya peserta dan tamu undangan yang hadir bisa mencapai ribuan jumlahnya. Namun, di tengah pandemi Covid-19, peserta upacara yang mengikuti hanya 20 orang.
“Tentunya dari konsep adalah sangat sederhana sekali. Biasanya ratusan peserta mengikuti upacara, sekarang hanya 20 peserta upacara dan di mimbar kehormatan hanya 14 orang saja,” ujar Bey dalam siaran langsung peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka, sebagaimana dikutip dari Kompas TV.
Adapun, tamu undangan semisal duta besar negara sahabat dan masyarakat diarahkan untuk menyaksikan upacara secara virtual. Oleh sebab itu, perbedaan paling mencolok lainnya adalah keriuhan acara yang biasanya ramai, kini otomatis sepi.
“Yang biasanya pada pukul 09.00 WIB ini sudah ramai dengan kegiatan seni dan budaya di halaman Istana Merdeka, sekarang dipindahkan ke televisi atau ruang virtual,” kata Bey.
Menurut Bey Machmudin penyelenggaraan upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka kali ini cukup menantang. Pihak Istana harus menarik minat masyarakat untuk tetap menghadiri peringatan itu meskipun secara virtual.
“Tantangannya adalah menarik minat masyarakat. Karena kami mengundang masyarakat secara virtual sebanyal 17.845 undangan,” kata Bey.
Sebab, di tengah pandemi Covid-19, Istana tidak mengundang masyarakat hadir secara fisik seperti biasa. Mereka yang hendak mengikuti upacara virtual akan disediakan tautan acara.
“Mereka boleh mendaftarkan secara daring dan juga kami menyediakan slot untuk para dubes di seluruh negara di dunia,” lanjut dia.
Bey pun mengatakan, pelaksanaan upacara peringatan detik-detik proklamasi kali ini sekaligus menjadi bersejarah. Sebab baru tahun ini WNI yang berada di luar negeri bisa jadi tamu karena mereka bisa mendaftar dan mengikuti acara secara daring.
“Mungkin ini pertama kalinya 17 Agustus dihadiri para Dubes serta para perwakilan warga negara kita juga di luar negeri,” lanjut Bey.
Kendati demikian, ia meyakini peringatan detik-detik proklamasi tetap berlangsung khidmat dan tak kekurangan makna meski digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Hanya dengan protokol kesehatan kita dapat terhindar dari penularan Covid-19. Walau bagaimanapun kita menerapkan protokol kesehatan, acara tetap khidmat serta semarak,” lanjut dia. (kompas/gus)