seputar-Medan | Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kota Medan dan masyarakat Sumut yang telah menjaga situasi kamtibmas tetap kondusif.
“Hari ini sejumlah elemen mahasiswa direncanakan akan menggelar unjuk rasa 11 April 2022 di Kota Medan dan beberapa kabupaten, Tetapi sejauh ini situasi kamtibmas terpantau dalam kondisi sangat kondusif dan tidak ada aksi unras yang berlebihan,” katanya, Senin (11/4/2022).
Walaupun situasi kamtibmas kondusif, Panca mengungkapkan Polda Sumut dan jajaran tetap menyiagakan personel melaksanakan tugas pengawalan dan pengamanan.
“Kita tetap menyiagakan personel ini untuk mengantisipasi terjadinya unjuk rasa, apalagi saat ini tengah menjalankan ibadah puasa, kita juga mengharapkan dengan situasi terjaga aman ekonomi masyarakat segera tumbuh,” ungkapnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, personel Polrestabes Medan secara humanis mengimbau para muda-mudi yang sedang berkumpul di seputaran Lapangan Merdeka Medan untuk membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.
Terlihat Kapolrestabes Medan Kombes Valentino dan Kasat Intelkam Polrestabes Medan AKBP Ahyan, menyampaikan imbauan agar masyarakat tidak berkerumun mengingat situasi masih diselimuti penyebaran pandemi Covid-19.
“Ayo adik-adik kembali pulang. Jangan berkerumun. Saat ini masih dalam situasi pandemi. Tolong tetap patuhi protokol kesehatan,” pungkasnya.
Gedung DPRD Sumut Lengang
Sebelumnya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumatera Utara (Sumut) direncanakan menggelar unjuk rasa hari ini. Beberapa tempat sempat disebutkan menjadi titik kumpul dan lokasi aksi.
Aksi ini rencananya dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Mahasiswa akan melayangkan beberapa tuntutan.
Di antaranya, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat, bukan aspirasi partai.
Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret hingga 11 April 2022.
Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.
Kemudian, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Presiden yang hingga saat ini.
Namun sejak Senin (11/4) pagi hingga petang, lokasi-lokasi tersebut terlihat lengang dan tidak ada konsentrasi massa.
Lapangan Merdeka Medan dan depan Indogrosir di Jalan SM Raja terpantau normal. Begitu juga depan Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Diponegoro dan depan Balai Kota Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis, sepi dari kegiatan unjuk rasa.
Demikian juga dengan depan Gedung DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol. Hingga petang tak terlihat aktivitas mahasiswa berunjuk aksi.
Hanya terlihat puluhan massa dari Forum Perjuangan Mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara (FPM UISU) yang menggelar unjuk rasa di persimpangan Jalan SM Raja Medan-Turi, Medan.
Namun Koordinator aksi, Muhammad Fahrozi mengatakan, aksi ini di luar aksi yang dilakukan BEM SI wilayah Sumut. “Ini murni pergerakan mahasiswa UISU, tidak ada kaitannya dengan BEM SI,” tegasnya.
Fahrozi mengatakan, aksi yang mereka lakukan menyampaikan tiga poin tuntutan. Pertama, mereka menyesalkan Indonesia sebagai negara keempat penghasil minyak di dunia, namun mengalami krisis minyak goreng.
“Yang kedua, kami menyesalkan sikap pemerintahan Indonesia yang diam-diam menaikkan harga BBM, tetapi tidak ada publikasi ke media ataupun televisi,” kesalnya.
Sedangkan yang ketiga, menuntut pemerintahan Indonesia untuk tidak membahas selalu wacana tentang presiden tiga periode.
“Kita menolak wacana perpanjangan masa jabatan Presiden mau itu mengatasnamakan apapun,” tegasnya.
Fahrozi memastikan, aksi yang mereka lakukan hari ini untuk menaikkan semangat rekan-rekan mereka yang saat ini berada di kampung halaman. Dia mengaku sejauh ini tidak ada tekanan dari pimpinan untuk melakukan aksi yang mengangkat isu nasional.
“Hari ini kita melihat respon rekan-rekan mahasiswa dulu. Jika masih sedikit, kita akan mengajak seluruh mahasiswa UISU paling tidak setengahnya untuk turun ke jalan,” tegasnya.
Fahrozi kemudian berharap pemerintah Indonesia tidak hanya mendengarkan aspirasi mahasiswa dan masyarakat saja, tapi harus menjalankannya.
“Semoga apa yang kita minta dapat diterapkan,” pungkasnya. (gus/red)