seputar-Medan | Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumatera Utara setiap harinya melakukan testing atau pemeriksaan terhadap sebanyak 3.000 orang setiap harinya.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah MM mengatakan, testing dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Dijelaskannya, 3T yaitu dengan bersedia melakukan testing atau pengecekan kesehatan melalui rapid test dan tes swab jika diperlukan, membuka diri terhadap proses tracing atau penelusuran kontak kasus positif, serta segera menjalani treatment atau perawatan dengan benar apabila merasakan gejala Covid-19.
Proses 3T penting untuk memutus rantai penularan Covid-19. Dengan 3T, orang yang tertular Covid-19, baik mengalami gejala maupun tidak, bisa segera diisolasi.
Lalu, perawatan akan dilakukan apabila seseorang positif COVID-19. Bila ditemukan tidak ada gejala, maka harus melakukan isolasi mandiri di fasilitas yang sudah ditunjuk pemerintah.
“Jika orang tersebut menunjukkan gejala, maka para petugas kesehatan akan memberikan perawatan di rumah sakit yang sudah ditunjuk pemerintah,” imbuhnya.
Apalagi, kata Aris, saat ini, banyak TKI dan pekerja migran Indonesia (PMI) yang masuk ke Sumut, per harinya bisa sampai ratusan orang.
“Jadi, itu saja yang kita lakukan testing sudah banyak juga di tempat-tempat lain seperti tempat keramaian, tetap ada pengambilan swab massal, jadi angkanya ada di rata-rata 2000-3000 per hari,” jelasnya.
Dari hasil itu, lanjutnya, yang tanpa gejala bisa melakukan isolasi mandiri, yang memiliki gejala didorong ke rumah sakit. Hal itu juga menyebabkan angka BOR (okupansi) di beberapa rumah sakit jadi naik karena tingginya testing yang dilakukan.
Begitupun, kata Aris, sekarang ini pihaknya tetap fokus tetap di 3T tapi ada beberapa titikĀ entri poin yang dijadikan prioritas. Pertama testing, kedua dengan situasi sekarang ini sebagai implementasi testing untuk yang bergejala harus di-treat, rumah sakit sudah disiapkan.
“Dari 89 rumah sakit se-Sumut yang merawat Covid, BOR kita 61 persen saat ini,” ungkapnya.
Aris yang juga Plt Kepala Dinas Kesehatan Sumut juga menyampaikan, mengenai penambahan perawat di rumah sakit.
“Penambahan perawat sudah jelas, sesuai instruksi Gubsu setiap RS wajib memiliki 30 persen ruang isolasi dari jumlah bed yang ada. Tentu itu berefek pada kekurangan SDM. Tapi SDM kita sampai sekarang masih cukup. Kita kan salah satu provinsi yang paling banyak menghasilkan SDM kesehatan, baik dokter, perawat, dan Nakes lain,” terang Aris. (YN)