seputar-Mandailing Natal | PT Sorik Marapi Geothermal Power (PT SMGP) menyatakan bahwa paparan gas Hydrogen Sulfide (H2S) yang menyebabkan meninggalnya 5 orang warga dan lebih 20 orang lainnya dirawat, bukan berasal dari pipa gas yang bocor.
Namun begitu Eddiyanto, mengatakan hasil akhir yang lengkap tetap perlu menunggu sampai semua fakta dan data di lapangan selesai diolah dan disimpulkan.
Terkait musibah yang terjadi pada 25 Januari 2021 ini, PT SMGP terus menindaklanjuti penyelesaian masalah yang timbul sewaktu perusahaan melakukan uji coba pengoperasian salah satu sumur uap panas bumi.
Secara paralel telah dilaksanakan musyawarah lanjutan di Kantor Bupati Mandailing Natal padatanggal 1 Februari 2021 yang dipimpin oleh Bupati Mandailing Natal (Madina) Drs H Dahlan Hasan Nasution, untuk mengupayakan agar masyarakat tetap tenang dan menampung keluh-kesah warga yang terdampak musibah tersebut.
PT SMGP cepat tanggap menjawab keluh kesah warga termasuk pemasangan alat pendeteksi gas beracun H2S di Desa Sibanggor Julu dan sosialisasi kepada warga akan dilaksanakan selanjutnya.
Sebelumnya, sebanyak 5 orang meninggal dunia dan 23 orang lainnya harus dirawat di rumah sakit akibat terhirup gas beracun yang diduga berasal dari kebocoran pipa gas pada jaringan pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT SMGP di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Sorik Marapi, Madina, pada 25 Januari 2021. (gus)